Beranda ยป Apakah Asuransi Unit Link Cryptocurrency ada?

Apakah Asuransi Unit Link Cryptocurrency ada?

Asuransi, Fintech | 0 comments



0 minutes

Daftar Isi

Ada sebuah video bagus yang saya tonton beberapa minggu lalu. Video tersebut menceritakan tentang bagaimana sebuah negara yang mulai menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.

Saya lupa lihat dimana, tapi yang jelas saya pernah membaca sebuah headline yang benar-benar mengganggu seperti di bawah ini:

Asuransi Unit Link + Cryptocurrency

keren gak tuuh?

Kenapa headline tersebut mengganggu?

Kita bahas setelah pesan komersial berikut ini .

Kita semua tahu bahwa asuransi unit link merupakan asuransi yang dilengkapi dengan manfaat “investasi” sehingga kita orang awam berpikir bahwa dengan membayar premi asuransi unit link, maka sebenarnya kita sedang menabung.

Maka sebenarnya, kita sedang mengusahakan masa depan kita. Kita membayar dengan iming-iming masa depan yang lebih sejahtera, rekening dan pundi-pundi keuangan yang semakin membaik. Kita juga dijanjikan oleh oknum agen asuransi dengan sejumlah nominal di atas sebuah kertas yang perhitungannya bisa dibuat menggunakan Excel / Google Sheet sederhana.

Setinggi itu memang harapan kita pada easy money.

Tapi, apakah benar demikian?

Well, maybe yes, maybe no.

Instrumen investasi tuh ada banyak, diantaranya:

  • Properti
  • Saham
  • Obligasi
  • Index
  • Sekolah / Kuliah
  • Sukuk Tabungan
  • Derivatif
  • dan Reksadana salah satunya

Reksadana itu sekilas mirip saham, namun 1 hal yang pasti bila kita berinvestasi pada reksadana ialah kita tidak akan mendapatkan Dividen. Selain itu, keuntungan yang didapat dengan berinvestasi reksadana pun terbatas hanya dengan mengandalkan Capital Gain.

Bila kita berinvestasi saham, paling tidak kita bisa menerima 2 jenis keuntungan, yakni:

  • Capital Gain
  • Dividen

Kebanyakan reksadana tidak memberikan Dividen sehingga reksadana yang telah dibeli dapat disimpan hingga tiba waktunya untuk dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.

Kenaikan Premi pada asuransi murni

Dalam asuransi unit link, seluruh transaksi dilakukan dalam bentuk unit instead of uang. Jika kita membeli asuransi kesehatan murni, maka seluruh cost dan biaya yang timbul akan ditagihkan dalam bentuk mata uang. Jika terjadi inflasi, maka nilai tagihan pun akan beranjak naik.

Berapa nilai kenaikannya?

Inilah yang masih menjadi perdebatan di media sosial seperti yang pernah dibahas oleh salah satu tiktoker bernama Ms Bong pada artikel berikut ini:

Berbeda dengan asuransi kesehatan murni, seluruh transaksi dilakukan dalam bentuk unit sehingga uang yang digunakan akan dikonversi dulu kedalam bentuk unit. Kemudian unit tersebut dapat dikonversi kembali menjadi nilai riil sesuai nilai Net Asset Value atas reksadana yang dipilih. Jika terjadi penurunan pada kinerja investasi atas reksadana yang dipilih, maka nilai investasi akan menyusut. Jika terjadi kenaikan pada kinerja investasi atas reksadana yang dipilih, maka nilai investasi akan meningkat.

Jika demikian, apakah cost asuransinya juga akan meningkat bila NAV Reksadana yang dipilih meningkat / mengalami kenaikan?

Silakan ditanyakan pada agen yang bersangkutan karena asuransimurni.com tidak menjual asuransi unit link sesuai komitmen yang pernah dishare pada artikel di bawah ini:

Jika asuransi kesehatan murni melakukan pendebetan pembayaran Premi langsung melalui uang / rekening tabungan / kartu kredit, maka asuransi unit link justru bekerja sebaliknya. Ia akan melakukan pendebetan pembayaran premi melalui uang / rekening tabungan / kartu kredit.

Bila Pemegang Polis asuransi unit link memutuskan untuk cuti premi, maka ia diperbolehkan untuk tidak membayar Polis asuransi, sementara Polis Asuransi akan tetap dibayarkan menggunakan nilai uang yang ada pada reksadana dalam polis asuransi.

Dengan membeli asuransi unit link maka kita wajib aware dengan 2 hal:

  • Pergerakan NAV
  • Jumlah biaya yang dikenakan atas portfolio reksadana dalam polis asuransi unit link

Ini sangat penting mengingat ada salah satu produk reksadana yang cukup kontroversial dan sempat ramai beberapa tahun lalu:

Berdasarkan video tersebut, maka kita telah tiba pada titik dimana kita memahami bahwa untuk setiap investasi ada risiko yang murni menjadi tanggung jawab investor dan wajib dipikul oleh investor.

Yang membuat reksadana narada menarik ialah reksadana saham tersebut diisi oleh portoflio yang cukup diverse dengan saham bluechip seperti:

  • Bank BRI
  • Gudang Garam
  • Waskita Karya

sehingga dari 5 saham, terdapat 3 saham yang blue chip atau setara dengan 60% saham bluechip. Namun ia tetap saja mengalami penurunan NAV yang drastis.

Lalu apa yang membuat NAV reksadana narada terjun bebas?

Usut punya usut, ternyata reksadana narada mengoleksi saham second liner yang berisikan banyak sekali portfolio perusahaan dengan saham gorengan. Saham second liner inilah yang bermasalah karena tidak disebutkan dalam fund fact sheet sehingga reksadana tersebut memiliki risiko yang cukup tinggi karena mereka membeli portfolio tersebut secara margin atau utang.

mungkin pengen dapet high gain juga ya. Banyak makan gorengan nanti sakit jantung loh~

Nah, berkaca pada kinerja investasi reksadana narada, apakah mungkin bila asuransi unit link dihubungkan dengan reksadana apapun-namanya dimana porfolionya mengandung Bitcoin dan Cryptocurrency?

Berdasarkan case diatas, maka sampai sini kita telah memahami apa saja faktor yang menyebabkan perubahan pada NAV reksadana narada. Sebuah NAV yang bisa dikendalikan dan diatur.

Barusan saya ngetwit tulisan diatas. Cryptobros apalagi si Timothy Roland sering banget ngoceh hal di atas. Pertanyaan dari saya sederhana:

Jika sekolompok individu yang berasal dari banyak negara sepakat untuk membeli Coin / Crypto secara bersama-sama, apakah ada jaminan harganya tidak akan naik?

Jika jawabannya adalah ya, maka Crypto bisa jadi soon-to-be-called-uang yang berhasil menghancurkan teori ekonomi berikut ini:

  • Semakin banyak permintaan = semakin mahal harganya
  • Semakin sedikit permintaan = semakin murah harganya

atau jangan-jangan sebenarnya kita ibarat ikan yang sedang digiring kesana kemari bersamaan dengan uang yang kita peroleh dengan susah payah untuk dijerat dalam jaring bernama Exit Liquidity?

Kesimpulan

Reksadana Narada yang harganya hancur pun pasti ada yang bertanggung jawab. Berdasarkan case diatas, ada mismanagement dalam membangun portfolio yang dilakukan oleh manajer investasi. Kita tidak tahu apakah mismanagement tersebut disengaja atau tidak, atau apakah ada insider trading di dalamnya?

Gak ada yang tau.

Orang bodoh rakyat miskin tau apa?

Mereka cuma pengen uang cepat dan mudah hasil ngepet, sampe judol dan pinjol kok.

Saya kira hal ini juga mungkin terjadi pada Cryptocurrency yang dibungkus dengan asuransi unit link. Transaksi dalam negeri saja bisa diatur, apalagi banyak orang berasal dari seluruh dunia yang bersepakat untuk menggerakan sebuah harga komoditas?

Kiranya kita semua semakin bijak dan berhati-hati dalam mengelola keuangan.

Ada salah satu kutipan yang saya suka dari buku The Psychology of Money:

Mendapatkan uang dan mengelola uang membutuhkan 2 skill yang berbeda. Mendapatkan uang kita membutuhkan risiko yang lebih besar untuk gain yang lebih besar, sementara mengelola uang membutuhkan kehati-hatian dan kebijaksanaan agar high gain yang diperoleh dengan menerjang high risks tersebut tidak rubuh dalam waktu singkat.

Dapatkan PDF Gratis

* indicates required

Intuit Mailchimp

Ditulis oleh <a href="https://asuransimurni.com/author/nencor/" target="_self">Chernenko Panjaitan</a>

Ditulis oleh Chernenko Panjaitan

Tech, Data, and Personal Finance enthusiast. Believe in Financial Freedom. A minimalist.




0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Danareksa Indeks Syariah: Analisis Teknikal dan Fundamental

Danareksa Indeks Syariah merupakan salah satu Reksadana Saham yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Tips budgeting bagi fresh graduates

Fresh Graduates merupakan usia keemasan untuk membiasakan diri dalam menabung. Berikut tips budgeting bagi fresh graduates biar bisa nabung.

Mana lebih untung: membeli mobil atau menyewa mobil?

Perdebatan yang sering terjadi di media sosial: mana yang lebih menguntungkan antara membeli mobil atau menyewa mobil dijelaskan secara rinci.

Review aplikasi Jenius biar nyimpen uang makin gampang

Bank Tabungan Pensiunan Nasional menerbitkan aplikasi mobile banking bernama Jenius. Berikut review aplikasi Jenius secara rinci.

Share This