Saya ingat ada sebuah video yang menarik di Tiktok. Video tersebut menceritakan bagaimana sebuah prinsip, falsafah kehidupan yang membentuk relasi antara orang tua, anak dan keturunannya.
@noonaviaa setuju. anak itu bukan aset orang tua untuk menjadi bahagia ,tp anak wajib membuat orang tua bahagia #yusufhamka #dennysumargo #podcast ♬ Somewhere Only We Know – Gustixa
Sebuah pedoman, ajaran, didikan, dan nasihat bagaimana orang tua harus tetap berusaha mandiri walau di tengah gelombang kehidupan wajib melakukan banyak hal dalam waktu atau timeframe yang bersamaan seperti:
- Menyiapkan dana pendidikan anak
- Menyiapkan dana pensiun orang tua
- Menyiapkan tempat tinggal bagi orang tua dan anak
- Menyiapkan kendaraan untuk mobilitas keluarga
Dengan pemasukan yang terbatas, rasanya sulit untuk memenuhi semua kebutuhan di atas di waktu yang sama. Pada akhirnya, kita terpaksa harus memilih mana yang harus dikorbankan dan memenangkan yang lain.
itupun kalo menang.
What if i told you that wealth isn’t something that built over night?
Diantara kita mungkin ada yang mengenal sosok saudagar, juragan, pengusaha, konglomerat di Indonesia yang terkenal hingga saat ini. Mereka punya bisnis dimana-mana dan orang-orang yang bekerja dengan sangat keras untuk memperkaya mereka. Semakin banyak waktu berjalan, kekayaannya akan terus bertambah dan pegawai akan terus bekerja.
Usut punya usut, cara membangun kekayaan bukanlah sebuah hal yang tidak mungkin dan rahasia. Semua informasi tersebut tersedia di Internet dan yang membedakan antara konglomerat dengan orang biasa adalah:
- Mereka yang mendengar dan melakukannya
- Mereka yang mendengar dan tidak melakukannya
Pertanyaan selanjutnya adalah:
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadi konglomerat dan membangun kekayaan?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu mempelajari apa itu Generational Wealth dan bagaimana ia bekerja membangun Wealth setelah pesan komersial berikut ini.
Apa itu Generational Wealth?
Salah satu ilmu dalam Financial Planning adalah Estate Planning. Estate Planning merupakan sebuah seni bagaimana merancang kekayaan seseorang tumbuh berkesinambungan walaupun orang tersebut telah tiada.
Hal ini berkaitan dengan video di atas yang membahas bahwa orang tua tetap harus lebih kaya dari anak sekalipun orang tua telah mengeluarkan banyak uang untuk biaya dan masa depan anak.
How’s that even possible?
Human VS Money
Uang telah ada sejak puluhan tahun lamanya. Mungkin ratusan tahun lamanya. Sementara itu, life expectancy manusia bervariasi setiap generasinya. Bila ada pertanyaan manakah yang berumur panjang antara uang dan manusia, maka sudah pasti jawabannya adalah: uang.
Jika kita membayangkan perekonomian jaman dulu dengan sistem transaksi secara barter, maka kita harus memikul seekor kambing untuk menukarnya dengan barang atau jasa yang kita inginkan. Kehadiran uang menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Sebuah nilai tukar yang disepakati oleh banyak pihak sebagai nilai yang sah dan mengikat sebagai alat tukar.
Kemudian kita akan bertanya bagaimana membuat uang long lasting. Dalam dunia keuangan ketika mengenal istilah yang namanya Inflation atau inflasi. Inflasi membuat nilai uang kita tergerus. Contoh sederhananya adalah harga baso 20 tahun lalu tentu berbeda dari harga baso saat ini.
Mengapa bisa demikian?
Bukankah sama-sama berbahan dasar daging dan bumbu racikan yang sama?
Ya. Inflasi. Kenaikan harga.
Mesin waktu
Bila kita sudah aware dengan inflasi, maka akan muncul pertanyaan selanjutnya:
Bagaimana caranya agar uang kita tidak tergerus inflasi?
Tidak. Bisa.
Tidak bisa.
Inflasi merupakan kondisi dengan 2 sisi mata pisau. Di satu sisi menguntungkan satu pihak, di lain sisi merugikan lain pihak. Bagaimana caranya agar kita tetap mendapat keuntungan sekalipun inflasi menerjang?
Kita harus membuat uang itu bekerja. Paling tidak, kita harus membuat uang kita saat ini dapat berguna dan bermanfaat di masa depan. Kekayaan kita harus berdiri teguh di atas inflasi dengan growth yang lebih besar dan lebih cepat dari inflasi.
tapi, gimana?
Mengenal Past Value, Present Value, Future Value
Eits. Kita lagi gak bahas bahasa inggris khususnya grammar apalagi tenses. Pada paragraf sebelumnya kita aware bahwa uang memiliki lifespan yang lebih panjang dari usia manusia. Hal ini membuat uang memiliki 3 variasi nilai sepanjang lifespan mereka:
- Past Value = nilai uang di masa lalu
- Present Value = nilai uang di masa kini
- Future Value = nilai uang di masa depan
Seni dalam mengelola uang dengan harga yang kecil, membuatnya jadi besar untuk saat ini, dan membuatnya menjadi jauh lebih besar di masa depan. Semua berawal dari uang kecil.
Bagaimana cara membuat uang kecil tumbuh dan menggandakan diri mereka?
Tentu saja melalui instrumen keuangan yang dapat dijadikan referensi sesuai timeframe masing-masing.
Pada artikel ini kita akan membahas 2 produk yang berhubungan dengan keuangan dan keduanya serupa namun tak sama, yakni:
- Asuransi Jiwa Maestro Infinite Protection
- Investasi Properti
Selanjutnya akan dibahas lebih rinci setelah artikel berikut ini.
Asuransi VS Investasi
Ketika kita membahas tentang Generational Wealth, maka kita tidak sedang membahas kekayaan yang dibangun dalam 1 malam apalagi kekayaan tahu bulat yang datangnya dadakan.
Banyak orang yang tak menyadari bahwa Asuransi dan Investasi merupakan produk yang saling melengkapi dan bisa menjadi kombinasi produk keuangan terbaik. Kita perlu membahas lebih lanjut terkait Asuransi VS Investasi khususnya produk asuransi jiwa Maestro Infinite Protection di bawah ini.
Generational Wealth: Maestro Infinite Prote
Maestro Infinite Protection VS Investasi Properti
Apa yang harus kita lakukan jika kita ingin membeli rumah atau apartemen atau sekadar berinvestasi properti?
Yep. Kita dapat membelinya secara hard cash yang mungkin mengganggu cashflow kita saat ini. Kita sedang menukar capital (uang) yang dihimpun sejak lama menjadi “aset” yang diharapkan dapat memiliki nilai yang lebih tinggi over time.
Cara alternatif untuk membeli rumah ialah kita dapat membelinya secara Kredit melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kita wajib menyiapkan Down Payment dan Bank akan melunasi rumah yang kita beli. Kemudian kita mengangsur rumah tersebut kepada bank.
Tidak ada yang instan dalam membeli rumah. Either kita menggunakan capital yang telah dihimpun sejak lama dan menukarnya dengan rumah, atau kita menggunakan capital hari ini dan seterusnya untuk menebus rumah yang kita beli
With a great sacrifice, comes a great reward
Kemudian pertanyaan selanjutnya ialah:
“Apa yang membedakan investasi rumah dengan Maestro Infinite Protection dari sisi term of payment?”
Bermodalkan alat tulis, saya membuat tabel perbandingan seperti di bawah ini:
Maestro Infinite Protection | Membeli Properti | |
Term Of Payment | 1 hari sampai 20 tahun | 1 hari sampai 25 tahun |
Pembayaran | flat | fluktuatif |
Valuasi | guaranteed | fluktuatif |
liquidity | tinggi | rendah |
biaya tambahan | tidak | ya, IPL |
pemasukan tambahan | tidak | ya, disewakan |
pewarisan | sesuai kontrak pada Polis | undefined |
dikenakan pajak | tidak | ya |
Supply | tidak terbatas | terbatas |
Proses administrasi | ada hanya dengan Perusahaan Asuransi | ada dengan banyak pihak |
Berdasarkan paragraf di atas, maka kita membutuhkan instrumen yang mampu membawa uang kita hari ini ke masa depan sehingga di masa depan, uang kita tidak tergerus inflasi.
Jika kita membeli rumah secara hard cash, maka kita membawa uang yang kita miliki hari ini ke masa depan dengan adanya capital gain hasil menjual rumah.
Jika kita membeli rumah secara KPR, maka kita membawa uang yang kita miliki hari ini dan seterusnya ke masa depan dengan adanya capital gain hasil menjual rumah.
Tidak ada yang tahu berapa harga rumah di masa depan. Mungkin kita bisa mengambil sampel dari beberapa daerah di pinggiran Jakarta yang saat ini harganya menyentuh milyaran. Namun di lain sisi saya justru memiliki concern tersendiri dan lebih memilih untuk mengandalkan Paper Asset sebagai warisan untuk generasi selanjutnya dibandingkan investasi properti.
Mengapa Maestro Infinite Protection menang?
Rumah memiliki supply yang terbatas. Bahkan salah satu pengembang ada yang berani “menimbun” laut untuk dijadikan hunian dengan harga yang fantastis. Generasi boomer dengan kecerdasan finansial yang dimiliki akan selalu menukar capital (uang) menjadi investasi properti membuat harga properti hari ini melambung tinggi.
Rumah yang seharusnya menjadi kebutuhan pokok dan accessible ke seluruh golongan masyarakat, justru menjadi komoditas yang harganya selalu “digoreng” selangit. Pada akhirnya, hanya orang2 tertentu saja yang berhasil memiliki hunian rumah sehingga mereka tidak harus membayar mahal untuk sebuah hunian atau tempat tinggal yang layak.
Likuiditas
Pada tabel perbandingan Maestro Infinite Protection di atas, membeli properti memiliki risiko liquidity yang rendah. Artinya memang tidak semudah itu untuk mengubah rumah/investasi properti menjadi uang / alat tukar dengan beberapa pertimbangan berikut ini:
- Harganya yang tinggi membuatnya memiliki marketnya sendiri sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan penjualan rumah
- Harganya yang fluktuatif bergantung pada daya beli masyarakat. Jika market sedang lesu, maka sangat mungkin investasi properti akan jeblok karena tidak ada yang mau membelinya
Maestro Infinite Protection hadir menjawab kedua permasalahan tersebut karena:
- Pemegang Polis sedang bertransaksi dengan Perusahaan Asuransi atau biasa disebut sebagai Penanggung. Likuidasi hanya bisa dilakukan dengan pemilik modal terbanyak
- Nilai Ekonomi tertera dalam Polis Asuransi sehingga no matter what may happen, nilai tersebut sudah terikat secara kontrak perjanjian yang sah dan berkekuatan hukum.
Biaya tambahan
Dalam hal menjaga kekayaan, boleh dikatakan membeli rumah merupakan keputusan yang kurang bijaksana dikarenakan adanya biaya tambahan atas kepemilikan rumah, seperti:
- Biaya renovasi dan perbaikan serta maintenance rumah
- Biaya iuran lingkungan, IPL, iuran warga
- Pajak Bumi dan Bangunan
Lantas, bagaimana membeli properti bisa menjadi opsi dalam menjaga kekayaan kalau kepemilikannya justru membuat kita mengeluarkan uang tambahan over time?
Bila kita memiliki polis asuransi jiwa Maestro Infinite Protection, maka kita tidak akan dikenakan biaya tambahan apapun selain pembayaran Premi sesuai tenor waktu yang telah ditentukan
Pewarisan
Kasus di bawah ini merupakan kisah nyata dari seseorang yang saya kenal. Ia harus berselisih dengan saudara sekandung akibat sebuah unit rumah yang diwarisi oleh orang tua untuk ketiga orang anak mereka.
Usut punya usut, ternyata mereka bertiga memiliki financial planning yang berbeda sehingga salah satu orang memutuskan untuk menjual rumah tersebut demi mendapatkan modal tambahan. Sementara itu, 2 orang lainnya memutuskan untuk tidak menjual rumah tersebut dan menunggu hingga harga rumah tersebut naik dan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Akibatnya, rumah tidak bisa dijual secara 1/3 dari kepemilikan layaknya kepemilikan saham atas perusahaan. Mau tidak mau, mereka bertiga harus sepakat terlebih dahulu untuk melanjutkan proses likuidasi selanjutnya.
Permasalahan tersebut tidak akan terjadi bila orang tua membeli polis asuransi jiwa Maestro Infinite Protection dimana pada Polis kita dapat menentukan berapa komposisi Uang Pertanggungan untuk setiap Termaslahat / Ahli Waris.
Setiap Termaslahat berhak mengajukan Klaim sesuai porsi yang telah ditentukan dan tetap mengacu pada syarat dan ketentuan yang tertera pada Polis Asuransi Jiwa.
Kesimpulan
Maestro Infinite Protection merupakan salah satu opsi yang dapat dijadikan pertimbangan bila seseorang memutuskan untuk menyiapkan warisan atau bekal untuk generasi selanjutnya.
Melalui produk asuransi jiwa Maestro Infinite Protection, kita dapat melihat berapa nilai uang kita di masa depan berdasarkan capital yang kita miliki hari ini. Hebatnya lagi, risiko fluktuatif kenaikan / penurunan nilai ditanggung oleh Perusahaan Asuransi sehingga What You See is What You Get sesuai kontrak dalam Polis Asuransi Jiwa Maestro Infinite Protection.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait produk tersebut, pembaca dapat mengunjungi tautan berikut ini.
0 Comments