Beranda » Ngebahas tentang Resesi Ekonomi dari The Great Depression

Ngebahas tentang Resesi Ekonomi dari The Great Depression

Ekonomi | 0 comments



0 minutes

Daftar Isi

Yo, guys! Kalian pernah denger tentang ‘The Great Depression’ nggak sih? Itu loh, masa di mana dunia kayak diacak-acak sama kesulitan ekonomi yang super dahsyat!

Bayangin aja, banyak orang sampe nggak punya kerjaan, usaha-usaha bangkrut, dan harga-harga barang jadi melonjak. Banyak keluarga yang harus ngatur ulang hidup mereka, beberapa bahkan nggak bisa makan dengan cukup.

Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1929 sampai 1939. Ini bukan hanya tentang duit yang ilang atau bank yang jatuh, tapi juga tentang harapan dan mimpi banyak orang yang harus pupus. Pemerintah dan masyarakat kebingungan, gimana caranya biar bisa bangkit lagi. Ini adalah salah satu masa paling berat dalam sejarah dunia, bro!

Semua ini bukan cuma pengalaman buruk, tapi juga pelajaran berharga buat kita semua. Kita harus selalu siap dan waspada, karena nggak ada yang tau apa yang akan terjadi di masa depan. So, yuk kita pelajari lebih dalam lagi tentang ‘The Great Depression‘ ini!

The Great Depression. Kok bisa?

Yo! Jadi, gini loh ceritanya. The Great Depression ini dimulai dari kejatuhan pasar saham yang gede banget pada tanggal 29 Oktober 1929, yang terkenal dengan nama Black Tuesday. Sebelum kejadian ini, ekonomi udah kayak kapal oleng, pasar saham lagi hype banget tapi nggak stabil, dan perbankan juga lagi amburadul.

“Black Tuesday” merujuk kepada Selasa, 29 Oktober 1929, hari yang brutal di bursa saham Amerika Serikat dan merupakan titik puncak dari keruntuhan pasar saham yang memicu The Great Depression. Di hari itu, pasar saham jatuh sangat dalam, mencatat penurunan terbesar dalam sejarah.

Pada “Black Tuesday” ini, jutaan saham diperdagangkan dan banyak orang kehilangan uangnya, baik itu para investor individu atau institusi. Kejatuhan ini tidak hanya mempengaruhi Amerika Serikat saja, tetapi juga memiliki dampak global yang menciptakan ketidakstabilan ekonomi dan keuangan di seluruh dunia.

“Black Tuesday” adalah hasil dari gelembung speculative dimana banyak orang dan institusi berinvestasi di pasar saham dengan harapan harga saham akan terus meningkat. Namun, ketika pasar mulai turun, semua orang berusaha menjual saham mereka secepat mungkin, yang menyebabkan pasar crash secara dramatis.

Peristiwa ini menjadi salah satu momen paling menonjol dalam sejarah ekonomi global, dan memicu serangkaian peristiwa yang akhirnya menyebabkan The Great Depression, periode kemiskinan dan pengangguran massal yang berlangsung selama satu dekade.

Pas pasar saham ambruk, duit orang banyak ilang gitu aja, bikin semua orang panik dan lari ke bank buat narik semua duit mereka. Bank-bank jadi kere, nggak cukup duit buat bayar semua orang, dan akhirnya banyak bank yang tutup. Gara-gara itu semua, orang jadi irit belanja dan investasi jadi turun drastis.

Bisnis banyak yang bangkrut, dan pengangguran melonjak karena perusahaan-perusahaan melakukan layoffs karyawan. Ditambah lagi dengan masalah Dust Bowl, semacam kemarau panjang yang ngebuat petani-petani di Amerika kesulitan panen, yang makin nambahin masalah ekonomi.

Di tingkat internasional, depresi ini makin parah karena kebijakan dan denda akibat Perang Dunia I, plus semua negara di dunia ini udah terlalu terkoneksi dalam urusan ekonomi. Banyak negara yang pasang trade barriers dengan harapan ekonomi mereka bisa selamat, tapi malah bikin keadaan ekonomi global makin hancur.

Siapa aja yang kena dampaknya?

  • Amerika Serikat (United States)
    • Ini epicenternya, bro. Pasar sahamnya jatuh, bank-bank bangkrut, pengangguran meningkat, dan banyak orang menderita.

  • Kanada (Canada)
    • Tetangga Amerika ini juga kena dampak yang berat. Harga komoditas jatuh, dan pengangguran juga naik tinggi.

  • Eropa (Europe)
    • Banyak negara di Eropa kena, seperti Jerman, Inggris, dan Prancis. Utang perang dan reparasi membuat mereka makin terpuruk.

  • Australia
    • Negara ini dependen banget sama ekspor, jadi pas ekonomi global anjlok, Australia juga kena imbasnya.

  • Asia
    • Meski nggak seberat negara-negara Barat, tapi negara-negara seperti Jepang dan China juga ngerasain dampaknya, terutama dalam ekspor dan impor.

  • Amerika Latin
    • Karena harga bahan mentah jatuh, ekonomi di sini juga goyah. Negara-negara seperti Brazil dan Argentina lumayan kesulitan.

  • Afrika
    • Walaupun informasinya nggak sebanyak negara-negara lain, tapi dampaknya juga kerasa, terutama yang berhubungan dengan pasar global dan harga komoditas.

Keadaan sulit ini bertahan lama banget, sampe tahun 1930-an. Pemerintah udah berusaha keras buat bantu, seperti dengan dikeluarkannya New Deal oleh Presiden Franklin D. Roosevelt. Tapi, beneran baru mulai membaik pas Perang Dunia II datang dan ngebantu ekonomi bangkit lagi. Jadi, itu dia cerita singkat tentang awal mula The Great Depression.

Kok bisa Perang Dunia II menjadi solusi dari The Great Depression?

Yo, jadi begini. Perang Dunia II ini ternyata punya peran penting dalam mengakhiri The Great Depression. Perang itu bikin banyak negara, terutama Amerika Serikat, harus buat banyak barang dan peralatan perang, seperti tank, pesawat, senjata, dan lain-lain. Ini bikin banyak pabrik dan industri harus kerja keras, dan otomatis butuh banyak karyawan. Jadi, angka pengangguran turun drastis karena banyak yang dapet kerja lagi.

Trus, perang juga bikin teknologi berkembang dengan cepat. Banyak inovasi dan penemuan baru yang muncul gara-gara perang, dan setelah perang berakhir, teknologi ini dipake buat bikin ekonomi makin maju.

Government juga ngeluarin banyak duit buat perang, yang namanya military spending, dan ini bikin uang beredar di ekonomi dan ngebantu bisnis-bisnis kecil juga tumbuh.

Jadi, meski perang itu sendiri adalah tragedi yang nggak ada duanya, tapi ironisnya, perang ini juga yang ngebantu dunia keluar dari masa The Great Depression yang kelam. Bener-bener seperti kata pepatah, “ada hikmah di balik musibah.”

intinya sebenernya bukan karena perangnya, tapi bagaimana uang-uang itu “bergerak” kembali dan memutar roda perekonomian.

Tapi jadi penasaran. Apa yang bakal terjadi bila tidak ada perang dan pemerintah tidak mengucurkan dana untuk menggerakkan roda perekonomian?

Apa yang terjadi bila pemerintah berhenti mengalokasikan pajak dan pemasukan negara?

Oke, jadi gini. Kalo pemerintah ngebiarin duit pajak nganggur dan nggak dialokasikan ke sektor-sektor tertentu, bisa terjadi beberapa hal, nih:

  • Ekonomi Mandek
    • Duit yang nganggur kan nggak beredar, jadinya nggak bisa ngestimulus aktivitas ekonomi seperti konsumsi, investasi, atau layanan publik. Bisa-bisa pertumbuhan ekonomi jadi lemot karena duitnya dikit yang beredar.

  • Layanan Publik
    • Sektor-sektor penting kayak kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur bisa aja kekurangan dana dan jadi susah buat nyediain layanan yang baik ke masyarakat.

  • Kepercayaan Investor
    • Investor bisa jadi kehilangan kepercayaan kalo pemerintah nggak aktif menggunakan duit pajak buat pembangunan atau stabilisasi ekonomi. Negara jadi kurang menarik buat investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

  • Dampak Sosial
    • Kalo duit nggak dialokasikan, program-program kesejahteraan sosial bisa kekurangan dana, yang akhirnya ngefek ke masyarakat yang paling membutuhkan.

  • Kesehatan Fiskal
    • Di sisi lain, dengan menyimpan duit, pemerintah bisa jadi lebih berhati-hati dalam pengeluaran dan bisa menyimpan untuk keadaan darurat atau kebutuhan di masa depan.

  • Implikasi Politik
    • Bisa juga ada dampak politik. Masyarakat dan berbagai sektor bisa jadi merasa nggak puas dan kehilangan kepercayaan sama pengelolaan keuangan pemerintah.

  • Inflasi
    • Terus terang, duit yang nggak beredar juga bisa ngaruhin inflasi, bisa mencegah ekonomi overheating atau malah nggak cukup buat ngestimulus aktivitas ekonomi.

Kurang lebih dampaknya mirip seperti artikel tentang Pajak yang pernah kita bahas di waktu silam:

Sedia Payung sebelum hujan

Kemudian kita akan bertanya:

Gimana caranya biar kita tahu kalo Resesi atau The Great Depression is happening / coming?

Untuk tau kalo resesi atau bahkan The Great Depression lagi mengintai, kita bisa perhatiin beberapa tanda atau indikator, bro. Ini dia beberapa hal yang harus diwatchout:

  • Pertumbuhan Ekonomi Menurun
    • Kalo PDB (Produk Domestik Bruto) negara menurun dalam beberapa kuartal berturut-turut, itu adalah tanda awal resesi.

  • Pengangguran Meningkat
    • Kalo banyak orang kehilangan kerja dan tingkat pengangguran naik, itu bisa jadi indikasi ekonomi lagi nggak sehat.

  • Konsumen Kurang Percaya Diri
    • Kalo orang-orang jadi lebih hemat dan nggak mau belanja, itu menandakan mereka khawatir tentang kondisi ekonomi.

  • Saham Anjlok
    • Pasar saham sering cerminan dari ekonomi. Kalo banyak saham yang anjlok, bisa jadi karena investor khawatir akan masa depan ekonomi.

  • Suku Bunga dan Inflasi
    • Kalo suku bunga dari bank sentral turun drastis atau inflasi nggak stabil, ini bisa jadi tanda ada yang nggak beres.

  • Produksi Menurun
    • Kalo industri produksi nggak perform baik dan outputnya menurun, ini adalah tanda ekonomi lagi lemah.

  • Hutang Meningkat
    • Kalo baik pemerintah maupun konsumen memiliki hutang yang tinggi, ini bisa membuat ekonomi lebih rentan.

Jadi, dengan memerhatikan dan menganalisis indikator-indikator ekonomi ini, kita bisa dapet gambaran awal tentang kesehatan ekonomi dan potensi ancaman resesi atau The Great Depression. Tapi, ingat ya, prediksi ekonomi itu kompleks dan nggak selalu 100% akurat.

Kesimpulan

Demikian pembahasan tentang Resesi Ekonomi dari The Great Depression. Fenomena ini

Dapatkan PDF Gratis

* indicates required

Intuit Mailchimp

Ditulis oleh <a href="https://asuransimurni.com/author/nencor/" target="_self">Chernenko Panjaitan</a>

Ditulis oleh Chernenko Panjaitan

Tech, Data, and Personal Finance enthusiast. Believe in Financial Freedom. A minimalist.




0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Schroder Global Sharia Equity Fund USD: Kelebihan dan Kekurangan

Schroder Global Sharia Equity Fund USD merupakan salah satu Reksadana Reksadana Global yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Sucorinvest Citra Dana Berimbang: Analisis Kinerja dan Pertumbuhan NAV

Sucorinvest Citra Dana Berimbang merupakan salah satu Reksadana Campuran yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Penjelasan tentang Reksadana secara rinci dan mudah dimengerti

Beberapa penjelasan tentang Reksadana yang worth it buat dibaca sebelum memutuskan untuk menginvestasikan sejumlah uang di sana.

Analisis Kinerja Schroder Dana Istimewa Tahun Ini

Schroder Dana Istimewa merupakan salah satu Reksadana Saham yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Pelajaran yang bisa diambil dari krisis ekonomi 2008 silam

Yuk belajar dari kesalahan yang terjadi pada krisis ekonomi tahun 2008 silam agar kita lebih bijak dan bersiap menghadapi krisis.

Hai Millenial dan Gen Z, sudah siap Pensiun?

Masa pensiun merupakan masa krusial dalam hidup seseorang. Apakah kamu salah satu orang yang tak siap dalam menghadapi masa pensiun?

Schroder Dana Likuid Syariah: Analisis dan Kinerjanya

Schroder Dana Likuid Syariah merupakan salah satu Reksadana Pasar Uang yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Konsep dasar asuransi yang gak banyak orang tahu

Pentingnya untuk memahami konsep dasar asuransi sebelum memutuskan untuk membelinya demi mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan.

Share This