Banyak yang berpikir kalau investasi properti merupakan instrumen investasi yang paling menguntungkan.
Are you one of them?
Well, paling tidak ada 2 jenis orang yang seperti ini:
- Agen Properti
- Boomer
Kita pasti ingin tahu mengapa 2 jenis orang tersebut berpikiran bahwa instrumen investasi dalam wujud properti merupakan investasi terbaik yang (pernah) dilakukan oleh kakek, nenek, eyang, mbah, opa, oma, semasa hidupnya.
tapi, apakah investasi tersebut masih relate di jaman sekarang hingga puluhan tahun nanti dan masih cocok untuk dijadikan sebagai harta warisan?
yok kita kulik setelah pesan komersial berikut ini.
Risiko dalam berinvestasi properti
Hingga hari ini, kita tahu bahwa warga negara Indonesia berjumlah hingga 270 juta jiwa. Dengan membludaknya angka populasi manusia, maka bisa kita pastikan bahwa akan selalu ada orang-orang yang berminat dan berniat untuk membeli properti. Paling tidak, properti memiliki 3 fungsi dalam 1 kemasan:
- Tempat tinggal
- Tempat berniaga
- Investasi termasuk warisan didalamnya
Ketika kita berinvestasi, maka kita perlu mempertimbangkan antara risiko dan gain yang mungkin terjadi di masa depan dalam timeframe sesuai kebutuhan. Layaknya pohon oak yang tumbuh besar dan rindang dalam waktu 20-30 tahun kedepan, paling tidak kita harus siap menghadapi beberapa risks yang mungkin terjadi dalam waktu 20-30 tahun tersebut, diantaranya:
Bubble properti
Semua yang bernafas akan mati, semua yang berharga akan mengalami koreksi. Kira-kira pepatah itulah yang cocok untuk menggambarkan bagaimana Bubble properti bekerja. Kurang lebih cara kerjanya seperti yang dijelaskan pada video di bawah ini:
Bubble properti paling tidak akan dipengaruhi oleh teori dibawah ini:
Bubble Properti merupakan risiko yang mungkin terjadi dan berpotensi menurunkan harga properti hingga stagnan.
Pengeluaran tambahan
Jika kita memiliki unit atau properti, paling tidak kita perlu menyiapkan beberapa biaya yang timbul berikut ini:
- KPR / Cicilan bila properti yang dimiliki masih belum lunas
- Iuran Pemeliharaan Lingkungan / Keamanan
- Service Charge
- Pajak bumi dan bangunan
- Biaya renovasi dan maintenance
- Tagihan listrik, air, telepon, internet
Pengeluaran tersebut tentu saja dapat berpengaruh pada cashflow yang kita terima hari ini. Jika unit yang dimiliki masih belum bisa menghasilkan uang, maka kita wajib memikul pengeluaran tersebut seorang diri.
Dalam jangka waktu 20-30 tahun, bisa kita pastikan bahwa properti yang telah kita miliki mungkin sudah rusak karena tidak dihuni. Catnya mulai kusam, atapnya mulai bocor, lantainya retak, struktur bangunan sudah lapuk, dan banyak lagi contoh lainnya yang memaksa kita untuk melakukan renovasi sebelum menghuni properti tersebut.
In other words, kita perlu menyiapkan biaya renovasi just in case terjadi kerusakan pada rumah.
Lokasi dan Risiko alam
Salah satu nilai yang sering dipertimbangkan ketika kita hendak membeli properti ialah lokasi yang strategis. Lokasi yang strategis biasanya ditandai oleh beberapa faktor berikut ini:
- Dekat dengan gerbang tol
- Dekat dengan kampus / sekolah
- Dekat dengan pusat perbelanjaan
- Bebas banjir
Permasalahannya adalah tidak ada yang tahu apakah lokasi dimana unit properti kita berdiri akan selamanya bebas banjir. Hari ini kita membeli properti dengan alasan lokasi bebas banjir.
Namun, siapa yang bisa menjamin bahwa lokasi tersebut akan selamanya terbebas dari banjir paling tidak untuk jangka waktu 20-30 tahun kedepan?
Ada salah satu wilayah yang pernah saya kunjungi. Konon wilayah tersebut telah dihuni oleh banyak warga kurang lebih 30 tahun lamanya. Namun dalam waktu 30 tahun tersebut, tidak ada perubahan signifikan yang terjadi.
Salah satu contoh nyatanya ialah, belum tersedianya instalasi PDAM sebagai pemasok air bersih sehingga mereka masih membeli air bersih dari jerigen yang ditawarkan dari rumah ke rumah menggunakan gerobak.
Selain itu, kualitas sinyal yang tersedia dalam wilayah tersebut boleh dikatakan sangat buruk, sehingga opsi provider telepon dan internet menjadi sangat terbatas. Keterbatasan inilah yang seringkali membuat seseorang berpikir untuk mengambil properti dengan harga murah.
At what cost?
Harga perolehan yang sepadan
Salah satu risiko lainnya yang mungkin timbul ialah adanya harga perolehan yang sepadan. Untuk memiliki properti seharga 100 juta, maka paling tidak kita wajib memiliki cash senilai 100 juta. Bila kita ingin memiliki properti seharga 1 Milyar, maka paling tidak kita wajib memiliki cash senilai 1 Milyar juga.
Setelah mengetahui harganya, kita memutuskan untuk mulai menabung.
Menabung mulai besok
Setelah menabung dalam waktu 5 tahun, ternyata harga properti yang diinginkan pun telah melonjak tajam lebih tinggi dari tabungan kita. Atau justru sebaliknya, properti dengan lokasi yang kita inginkan ternyata telah dibeli orang lain. Apakah kita bisa memiliki properti di lokasi yang sama?
Jawabannya adalah bisa. Namun wujud properti yang dimiliki menjadi terbatas seperti flat, condo, hingga apartemen dengan luas tanah / bangunan yang harus dibagi-bagi dengan pembeli lainnya.
Emang bisa beli properti untuk diwariskan kepada anak cucu dengan harga 1 Milyar tapi pembayarannya kurang dari 1 Milyar?
Bisa. Tentu saja yang dimaksud adalah menyiapkan warisan senilai 1 Milyar dengan nominal pembayaran kurang dari 1 Milyar. Caranya akan dibahas pada artikel berikutnya so stay tune.
Generasi selanjutnya dengan gaya hidup yang berbeda
Sebagai orang tua yang bijak, tentu kita tidak ingin memaksakan segala sesuatunya kepada anak cucu. Kita mungkin tahu yang terbaik untuk kita, namun kita belum tentu tahu yang terbaik untuk mereka. Orang tua, anak, dan cucu, hidup di generasi yang berbeda dengan perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalamnya.
lalu apa kaitannya dengan investasi properti sebagai warisan?
Ini berarti kita tidak bisa memaksakan anak atau cucu untuk tinggal atau menghuni pada properti yang telah kita siapkan karena mereka memiliki kehidupan dan kebebasannya sendiri. Termasuk mereka juga berhak mengambil keputusan untuk tidak meneruskan usaha / bisnis orang tua yang telah dirintis sejak lama melalui perjuangan, keringat, dan kerja keras serta relasi.
Hal ini juga berkaitan pada poin diatas dimana risiko alama dapat menjadi faktor apakah hunian tersebut layak huni atau tidak.
so, apakah investasi properti merupakan warisan terbaik?
think again!
Tetangga yang aneh!
Manusia merupakan makhluk yang dinamis. Mereka berasal dari bervariasi latar belakang suku, agama, ras, dan adat istiadat. Mereka juga berasal dari latar belakang pendidikan dan sejarah hidup yang berbeda.
Dalam waktu 20-30 tahun dan seterusnya, perlahan properti yang kita beli memiliki tetangga dan warga baru. Permasalahannya adalah tetangga / warga yang seperti apa yang akan hadir di sekitar properti kita.
Apakah kita akan memiliki tetangga yang memiliki kebiasaan:
- Menyalakan lagu keras-keras di pagi hari
- Nongkrong sampe malam, catcalling, mabok-mabokan dimuka umum
- Mengutil atau mencuri barang milik orang lain
- Membiarkan hewan peliharaan berisik / menggonggong tanpa henti
- Hidup dengan tingkat toleransi yang sangat rendah
- Beribadah sehingga memutuskan untuk membangun rumah ibadah yang dekat dengan properti milik kita
- dan banyak lagi contoh tetangga yang ngeselin lainnya
Kesimpulan
Jika tujuan finansial kita adalah menyiapkan warisan, maka ada banyak jalan menuju Roma. Salah satu pengalaman yang sering saya ceritakan kepada nasabah tentang cara menyiapkan warisan bagi generasi selanjutnya ialah bagaimana Maestro Infinite Protection dapat menjadi andalan dengan harga yang terjangkau dengan nilai warisan yang besar.
0 Comments