Beranda » Mengenal konsep Opportunity Cost VS Sunk Cost beserta contohnya

Mengenal konsep Opportunity Cost VS Sunk Cost beserta contohnya

Ekonomi | 0 comments



0 minutes

Daftar Isi

Opportunity Cost dan Sunk Cost merupakan biaya yang selalu ada dalam keseharian kita. Mulai dari kehidupan pribadi hingga profesional maupun bisnis. Biar ga ketuker, gimana kalo kita bahas tentang Opportunity Cost dan Sunk Cost beserta contohnya dalam keseharian kita.

Apa itu Opportunity Cost dan Sunk Cost?

Suatu hari di kota Jakarta, ada seorang pemuda bernama Rian. Rian baru saja lulus dari universitasnya dan dia memutuskan untuk memulai bisnis kecil-kecilan di bidang kuliner.

Dia memutuskan untuk membeli sebuah gerobak bakso dengan uang tabungannya sebesar 20 juta rupiah. Ini adalah pengeluaran awal yang tidak bisa dia dapatkan kembali, jadi ini yang kita sebut sebagai “sunk cost”.

Rian bekerja keras setiap hari, berkeliling kota dengan gerobak baksunya, berharap bisa mendapatkan penghasilan yang stabil dan mengembalikan modal awalnya.

Setelah berjalan selama beberapa bulan, Rian menyadari bahwa bisnisnya tidak berjalan sesuai harapan. Keuntungannya hanya cukup untuk menutupi biaya operasional dan sedikit untuk ditabung.

Suatu hari, teman Rian yang bernama Andi menawarkan sebuah peluang bisnis baru padanya. Andi mengusulkan untuk membuka usaha cuci mobil yang menurut analisisnya memiliki prospek yang cerah di daerah mereka. Rian tertarik, namun dia juga ragu karena dia sudah menginvestasikan banyak waktu dan uang dalam bisnis baksunya.

Di sinilah konsep “opportunity cost” masuk. Rian perlu mempertimbangkan biaya kesempatan dari menolak tawaran Andi untuk tetap menjalankan bisnis bakso yang sebenarnya tidak terlalu menguntungkan.

Jika usaha cuci mobil bisa memberikan Rian keuntungan sebesar 15 juta per bulan, sedangkan bakso hanya memberikan keuntungan 5 juta per bulan, maka “opportunity cost” yang harus ditanggung Rian adalah 10 juta per bulan (15 juta – 5 juta).

Setelah berpikir panjang, Rian memutuskan untuk menerima tawaran Andi dan mereka berdua bekerja keras membangun usaha cuci mobil tersebut dengan menginvestasikan uang 50 juta rupiah bersama-sama (25 juta masing-masing).

Dalam beberapa bulan, usaha tersebut mulai berkembang dan memberikan keuntungan yang konsisten. Rian menyadari bahwa keputusannya untuk berpindah bisnis adalah langkah yang tepat, meskipun itu berarti meninggalkan bisnis bakso yang telah memakan banyak waktu dan uangnya.

Cerita Rian mengajarkan kita pentingnya memahami konsep “sunk cost” dan “opportunity cost” dalam pengambilan keputusan sehari-hari, terutama dalam konteks bisnis. “Sunk cost” tidak seharusnya mempengaruhi keputusan kita di masa mendatang karena uang dan waktu yang telah diinvestasikan tidak bisa dikembalikan lagi.

Sementara itu, “opportunity cost” membantu kita melihat potensi kehilangan keuntungan ketika memilih satu peluang dibandingkan peluang lainnya.

Contoh Opportunity Cost dan Sunk Cost

Secara tidak sadar, keduanya berpengaruh dalam keseharian kita melalui contoh dan aplikasi sebagai berikut:

Contoh Sunk Cost

Dalam Konteks Bisnis:

  • Pembelian Peralatan:
    • Misalnya, sebuah restoran yang membeli peralatan dapur seperti kompor, kulkas, dan oven. Jika bisnis tersebut gagal atau memilih untuk berhenti beroperasi, uang yang dihabiskan untuk peralatan tersebut tidak bisa dikembalikan.
  • Iklan dan Pemasaran:
    • Biaya yang sudah dikeluarkan untuk kampanye iklan, baik itu di media sosial, televisi, atau media lainnya, yang sudah selesai berjalan.
  • Pelatihan Karyawan:
    • Jika perusahaan mengeluarkan biaya untuk pelatihan karyawan dan karyawan tersebut memutuskan untuk keluar, uang yang dihabiskan untuk pelatihan tersebut tidak dapat dikembalikan.

Dalam Konteks Pribadi:

  • Biaya Kuliah:
    • Misalnya, kamu telah membayar biaya semester dan memutuskan untuk berhenti kuliah. Uang yang telah dibayar tidak dapat dikembalikan.
  • Pembelian Tiket Konser:
    • Jika kamu membeli tiket konser dan pada hari-H kamu tidak bisa menghadirinya karena satu dan lain hal, uang tiket tersebut tidak bisa dikembalikan (kecuali ada kebijakan refund dari penyelenggara).
  • Upgrade Gadget:
    • Saat kamu memutuskan untuk meng-upgrade ponselmu ke model yang lebih baru, uang yang telah dikeluarkan untuk ponsel lama itu sudah menjadi sunk cost.

Dalam Investasi:

  1. Kerugian Investasi:
    • Jika kamu berinvestasi di saham atau instrumen investasi lainnya dan nilai investasi tersebut turun, uang yang hilang tersebut adalah sunk cost.
  2. Biaya-Biaya Penelitian:
    • Biaya yang dihabiskan oleh perusahaan untuk penelitian dan pengembangan produk yang gagal masuk ke pasar.

Contoh Opportunity Cost

Dalam Konteks Pekerjaan:

  • Pilih Pekerjaan A daripada B: Jika kamu memilih untuk bekerja di Perusahaan A dengan gaji 15 juta per bulan daripada di Perusahaan B yang menawarkan 18 juta, opportunity cost kamu adalah 3 juta per bulan (18 juta – 15 juta).

Dalam Konteks Investasi:

  • Investasi Saham vs. Deposito: Jika kamu memilih untuk berinvestasi di deposito yang memberikan return 5% per tahun dibandingkan investasi pada saham yang bisa memberikan return 10%, maka opportunity cost kamu adalah 5% (10% – 5%).

Dalam Konteks Waktu:

  • Waktu Belajar vs. Bermain Game: Jika kamu memutuskan untuk menghabiskan waktu 3 jam bermain game daripada belajar, opportunity cost-nya bisa jadi adalah nilai atau pengetahuan yang bisa kamu dapatkan jika kamu memilih untuk belajar selama 3 jam tersebut.

Dalam Konteks Bisnis:

  • Produksi Barang A daripada Barang B: Misalkan sebuah pabrik dapat memproduksi dua jenis produk A dan B. Jika memproduksi produk A bisa memberikan keuntungan 500 juta per bulan sedangkan produk B 700 juta per bulan, dan pabrik memilih untuk memproduksi produk A, maka opportunity cost-nya adalah 200 juta per bulan (700 juta – 500 juta).

Dalam Konteks Pengeluaran:

  • Pembelian Gadget vs. Tabungan: Jika kamu memutuskan untuk membeli smartphone baru seharga 10 juta daripada menabung atau investasi, opportunity cost-nya adalah keuntungan yang mungkin bisa kamu dapatkan dari tabungan atau investasi tersebut di masa mendatang.

Dalam Konteks Pendidikan:

  • Memilih Jurusan A daripada Jurusan B: Misalnya kamu memilih untuk kuliah di jurusan A yang prospek karirnya tidak secerah jurusan B, maka opportunity cost bisa berupa selisih penghasilan yang mungkin akan kamu dapatkan jika kamu memilih jurusan B.

Dalam Konteks Hiburan:

  • Menonton Film vs. Berolahraga: Jika kamu memilih untuk menonton film selama 2 jam dibandingkan berolahraga, opportunity cost-nya bisa jadi adalah manfaat kesehatan yang tidak kamu dapatkan dari berolahraga selama waktu tersebut.

Kesimpulan

Kedua konsep ini sering muncul dalam proses pengambilan keputusan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks bisnis. Memahami dan bisa membedakan keduanya membantu kita untuk membuat keputusan yang lebih rasional dan obyektif.

Kita bisa meminimalisir dampak emotional bias dan menjalankan pilihan yang lebih maksimal untuk masa depan tanpa terbebani oleh pilihan atau investasi di masa lalu yang tidak lagi relevan.

Untuk memaksimalkan utilitas atau kegunaan dari suatu keputusan, sebaiknya fokus pada apa yang bisa kita kontrol dan peroleh di masa depan daripada meratapi atau terpaku pada biaya dan peluang yang sudah lewat.

Dapatkan PDF Gratis

* indicates required

Intuit Mailchimp

Ditulis oleh <a href="https://asuransimurni.com/author/nencor/" target="_self">Chernenko Panjaitan</a>

Ditulis oleh Chernenko Panjaitan

Tech, Data, and Personal Finance enthusiast. Believe in Financial Freedom. A minimalist.




0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Majoris Pasar Uang Indonesia: Analisis Kinerja dan Prospek Investasi

Majoris Pasar Uang Indonesia merupakan salah satu Reksadana Pasar Uang yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Mengoptimalkan Investasi Anda dengan Batavia Dana Saham

Batavia Dana Saham merupakan salah satu Reksadana Saham yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

BNI-AM Dana Likuid: Navigasi Cermat di Lautan Investasi

BNI-AM Dana Likuid merupakan salah satu Reksadana Pasar Uang yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Mandiri Investasi Obligasi Nasional: Analisis Kinerja dan Potensi Investasi

Mandiri Investasi Obligasi Nasional merupakan salah satu Reksadana Obligasi yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Cara bikin kartu kredit dengan mudah dan praktis

Pelajari cara bikin kartu kredit secara mudah praktis. Ternyata prosesnya gak serumit itu kok! Pelajari selengkapnya pada artikel berikut.

Eastspring Syariah Greater China Equity USD Kelas A: Analisis Kinerja dan Prospek

Eastspring Syariah Greater China Equity USD Kelas A merupakan salah satu Reksadana Reksadana Global yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Menavigasi Investasi Anda dengan BNI-AM Dana Lancar Syariah

BNI-AM Dana Lancar Syariah merupakan salah satu Reksadana Pasar Uang yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Share This