Beranda » Economic Sharing dan Gig Worker di jaman now

Economic Sharing dan Gig Worker di jaman now

Ekonomi | 0 comments



0 minutes

Daftar Isi

Di era modern yang terus bergerak dinamis, fenomena economic sharing telah mengubah wajah perekonomian global. Konsep ini, yang mengedepankan prinsip berbagi sumber daya melalui platform berbasis teknologi, berkorelasi erat dengan munculnya pekerjaan dalam format gig worker.

Para gig worker ini menjadi bagian penting dalam ekosistem economic sharing, di mana mereka menawarkan jasa atau aset yang tidak terpakai kepada mereka yang membutuhkan. Interaksi ini tidak hanya menciptakan peluang kerja yang fleksibel tapi juga menantang batasan pekerjaan tradisional yang lebih statis.

Melalui economic sharing, aset yang sebelumnya menganggur kini dapat diubah menjadi sumber pendapatan, dan kemampuan individu dapat dipasarkan secara langsung kepada konsumen tanpa perantara.

Hal ini menciptakan sebuah perekonomian yang lebih inklusif dan demokratis, di mana setiap orang memiliki akses untuk berpartisipasi. Di sisi lain, tren ini juga memunculkan pertanyaan tentang keberlanjutan jaminan sosial dan hak-hak pekerja di masa depan.

Korelasi antara economic sharing dan gig worker mencerminkan adaptasi masyarakat terhadap teknologi dan kebutuhan pasar kerja yang selalu berubah. Ini adalah gambaran dari sebuah dunia di mana kerja tidak lagi diikat oleh jam kantor yang tetap, melainkan oleh proyek dan tugas yang terfragmentasi. Menyimak perkembangan ini, kita dihadapkan pada pertanyaan besar:

Bagaimana kita dapat memastikan bahwa fleksibilitas ini tidak mengorbankan keamanan dan kesejahteraan pekerja?

Economic Sharing & Gig Worker

Sebelum membahas lebih jauh, terlebih dahulu kita membahas definisi kedua istilah tersebut:

Penjelasan tentang Economic Sharing

Bayangkan kamu punya kotak krayon yang banyak warnanya. Temanmu hanya punya beberapa warna saja. Jadi, kamu memutuskan untuk membagi beberapa warna krayonmu dengan temanmu, sehingga dia bisa mewarnai gambarnya dengan lebih banyak warna.

Itu seperti berbagi, dan ketika banyak orang berbagi apa yang mereka punya, seperti krayon, mainan, atau sepeda, dengan orang lain yang membutuhkannya, kita menyebutnya “berbagi ekonomi” atau dalam bahasa yang lebih dewasa, economic sharing.

Ketika kita berbagi, kita semua bisa mendapatkan apa yang kita butuhkan tanpa harus membeli semuanya sendiri. Dan orang-orang yang membagikan barang-barang mereka, seperti krayonmu, bisa mendapatkan sesuatu yang baik kembali, mungkin seperti stiker atau jajanan yang enak dari teman yang kamu bantu.

Jadi, berbagi itu baik, dan bisa membuat semua orang senang dan memiliki apa yang mereka perlukan!

Penjelasan tentang Gig Worker

Bayangkan jika kamu punya banyak pekerjaan rumah kecil-kecilan, seperti merapikan mainan, mencuci tangan sebelum makan, dan membantu Mama menyiram tanaman. Setiap kali kamu selesai melakukan satu pekerjaan, kamu mendapatkan stiker atau beberapa kelereng.

Kamu tidak mendapatkan semua stiker atau kelereng sekaligus, tapi kamu mendapatkannya setiap kali kamu selesai melakukan satu tugas.

Nah, ada beberapa orang dewasa yang bekerja seperti itu. Mereka tidak melakukan satu pekerjaan besar setiap hari di tempat yang sama, tetapi mereka melakukan banyak pekerjaan kecil yang berbeda.

double job, triple job? You named it!

Mereka mungkin mengantar makanan ke rumah orang lain hari ini, lalu besok mereka pergi ke tempat lain untuk membantu merapikan sebuah toko. Mereka mendapatkan uang setelah mereka selesai dengan satu pekerjaan kecil itu. Orang-orang ini disebut gig worker, karena setiap pekerjaan kecil itu ibarat satu pertunjukan, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut “gig”.

Jadi, gig worker itu seperti kamu yang melakukan banyak tugas kecil dan mendapatkan hadiah setiap kali menyelesaikan satu tugas.

Beberapa layanan Economic Sharing & Gig Worker di Indonesia:

Di Indonesia, terdapat beberapa contoh bisnis yang beroperasi dalam ekonomi gig dan ekonomi berbagi.

Untuk ekonomi gig, platform seperti Sribulancer, Fastworks, dan Project.co.id telah memainkan peran penting dalam pertumbuhannya. Platform ini melayani berbagai bidang profesional termasuk administrasi, sektor kreatif, penulisan, IT, layanan, manajemen proyek, dan pengembangan perangkat lunak.

Sedangkan dalam sektor ekonomi berbagi, perusahaan terkemuka di Indonesia meliputi:

  • Gojek: Startup yang memanfaatkan teknologi untuk menyediakan layanan transportasi, menghubungkan pelanggan yang membutuhkan transportasi cepat dan aman dengan pengemudi yang dapat menggunakan kendaraan mereka untuk mendapatkan pendapatan.

  • Tokopedia: Platform marketplace ini memungkinkan penjual dan pembeli untuk bertransaksi secara online. Tokopedia memungkinkan pemilik toko untuk mendapatkan keuntungan sambil menawarkan layanan belanja yang nyaman dan hemat biaya kepada pelanggan.

  • Amartha: Platform ini menyediakan teknologi pinjaman peer-to-peer (P2P) untuk tujuan investasi, menghubungkan investor dengan pengusaha wanita yang menjalankan bisnis ultra mikro dan mikro di daerah pedesaan, membantu mereka dengan dana.

Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana platform digital di Indonesia beradaptasi dan mendapat manfaat dari model ekonomi gig dan ekonomi berbagi, menawarkan layanan dan peluang yang beragam bagi penyedia dan konsumen.

Keuntungan Economic Sharing & Gig Worker bagi Perusahaan dan Individu

Economic Sharing & Gig Worker memiliki keuntungannya tersendiri bagi perusahaan maupun pekerja:

Keuntungan Perusahaan merekrut Gig Worker:

Mempekerjakan pekerja gig menawarkan beberapa keuntungan bagi perusahaan:

  • Efisiensi Biaya: Perusahaan dapat menghemat biaya yang terkait dengan karyawan tetap, seperti tunjangan, asuransi, dan ruang kantor.

  • Fleksibilitas: Pekerja gig memberikan fleksibilitas bagi bisnis untuk menyesuaikan jumlah tenaga kerja sesuai kebutuhan, memungkinkan pengelolaan fluktuasi beban kerja yang lebih efisien.

  • Keterampilan Khusus: Pekerja gig sering memiliki keterampilan atau keahlian khusus, memungkinkan perusahaan untuk merekrut untuk proyek tertentu tanpa komitmen jangka panjang.

  • Produktivitas Meningkat: Tanpa batasan jam kerja tradisional, pekerja gig berpotensi menghasilkan hasil lebih cepat dan efisien.

  • Pengurangan Waktu Pelatihan dan Orientasi: Karena pekerja gig biasanya direkrut atas dasar keterampilan dan pengalaman yang sudah ada, perusahaan dapat mengurangi waktu dan sumber daya yang dihabiskan untuk pelatihan dan orientasi.

  • Kolam Bakat Global: Perusahaan dapat mengakses kolam bakat yang lebih luas, termasuk freelancer internasional, yang dapat membawa perspektif dan keahlian yang beragam.

  • Mitigasi Risiko: Mempekerjakan pekerja gig dapat menjadi strategi untuk mengurangi risiko yang terkait dengan staf permanen, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti.

Keuntungan individu bekerja sebagai Gig Worker:

Manfaat Economic Sharing bagi Gig Worker meliputi:

  • Fleksibilitas: Pekerja gig dapat menentukan jam kerja mereka sendiri dan bekerja dari lokasi pilihan mereka, menawarkan keseimbangan kerja-hidup yang diinginkan.

  • Kesempatan yang Beragam: Mereka memiliki kebebasan untuk memilih dari berbagai proyek dan klien, memperkaya pengalaman dan keterampilan mereka.

  • Kontrol Pendapatan: Pekerja gig dapat mengontrol pendapatannya dengan mengambil lebih banyak atau lebih sedikit proyek berdasarkan kebutuhan finansial mereka.

  • Pengembangan Keterampilan: Bekerja di berbagai proyek memungkinkan pembelajaran dan pengembangan keterampilan yang berkelanjutan.

  • Otonomi: Pekerja gig memiliki kontrol yang lebih besar atas proses dan keputusan kerja mereka, mendukung rasa kemandirian.

  • Menghindari Politik Kantor: Bekerja secara mandiri mengurangi paparan dinamika dan politik tempat kerja.

Tantangan Economic Sharing & Gig Worker bagi Perusahaan dan Individu

Where there’s opportunity, there’s a challenge. Berikut beberapa tantangan Economic Sharing dan Gig Worker bagi perusahaan dan pekerja:

Tantangan Economic Sharing & Gig Worker bagi Perusahaan

Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi perusahaan saat mempekerjakan pekerja gig meliputi:

  • Kualitas Pekerjaan: Menjamin kualitas pekerjaan yang konsisten bisa menjadi tantangan, karena pekerja gig mungkin memiliki standar yang berbeda-beda.

  • Keterikatan dan Loyalitas: Pekerja gig mungkin kurang terikat dan loyal terhadap perusahaan dibandingkan karyawan tetap.

  • Koordinasi dan Komunikasi: Mengkoordinasikan dan berkomunikasi dengan pekerja yang bekerja secara remote dan memiliki jadwal fleksibel bisa menjadi tantangan.

  • Pelatihan dan Pembinaan: Memberikan pelatihan dan pembinaan yang memadai kepada pekerja gig bisa menjadi lebih sulit.

  • Masalah Hukum dan Peraturan: Mengelola masalah hukum dan peraturan yang berkaitan dengan pekerja gig, seperti kontrak kerja dan kewajiban pajak, bisa menjadi kompleks.

  • Pertahanan Rahasia Perusahaan: Menjaga kerahasiaan informasi perusahaan bisa menjadi tantangan saat bekerja dengan pekerja lepas yang mungkin juga bekerja untuk kompetitor.

Tantangan Economic Sharing & Gig Worker bagi individu

Menjadi pekerja gig memiliki tantangan tersendiri, diantaranya:

  • Ketidakstabilan Pendapatan: Tantangan terbesar adalah tidak adanya pendapatan tetap, membuat perencanaan keuangan lebih kompleks.

  • Tidak Ada Manfaat Karyawan: Pekerja gig biasanya tidak menerima manfaat seperti asuransi kesehatan, cuti berbayar, atau rencana pensiun dari pemberi kerja.

  • Keamanan Kerja: Ada lebih sedikit keamanan kerja dalam pekerjaan gig, karena pekerjaan seringkali berbasis proyek dan jangka pendek.

  • Keseimbangan Kerja-Hidup: Mengelola keseimbangan kerja-hidup bisa sulit karena jam kerja yang tidak teratur dan kebutuhan untuk terus mencari gig baru.

  • Isolasi Profesional: Tanpa tempat kerja tradisional, pekerja gig mungkin mengalami isolasi dan kehilangan kesempatan keakraban dan jaringan yang datang dengan pekerjaan tetap.

  • Persaingan Pasar: Ekonomi gig sangat kompetitif, dengan banyak pekerja yang bersaing untuk pekerjaan yang sama.

  • Kurangnya Kemajuan Karir: Bisa jadi ada peluang terbatas untuk kemajuan karir atau pengembangan keterampilan dalam pekerjaan gig.

Kesimpulan

Economic Sharing dan Gig Worker merupakan era baru dimana seseorang bisa mendapatkan pemasukan dan perusahaan merekrut tenaga kerja tanpa harus memiliki keterikatan dalam ruang dan waktu. Gig Worker perlu beradaptasi dengan cara lama seperti bekerja pada perusahaan secara penuh waktu dimana pemasukan setiap bulannya sudah tersedia.

Disinilah peranan Financial Planning dan Money Management bekerja dan berdampak pada setiap pihak yang terlibat dalam ekosistem Economi Sharing dan Gig Worker.

gimana? Tertarik menjadi Gig Worker?
Jawab di kolom komentar yes~

Dapatkan PDF Gratis

* indicates required

Intuit Mailchimp

Ditulis oleh <a href="https://asuransimurni.com/author/nencor/" target="_self">Chernenko Panjaitan</a>

Ditulis oleh Chernenko Panjaitan

Tech, Data, and Personal Finance enthusiast. Believe in Financial Freedom. A minimalist.




0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Sucorinvest Citra Dana Berimbang: Analisis Kinerja dan Pertumbuhan NAV

Sucorinvest Citra Dana Berimbang merupakan salah satu Reksadana Campuran yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Kelebihan dan kekurangan dari suku bunga minus seperti di Jepang

Ternyata penerapan suku bunga minus bak pisau bermata dua yang menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak yang lain.

Liburan di Portugal: Menyusuri Keindahan Tanah yang Penuh Sejarah 🇵🇹

Jelajahi keindahan Portugal! Temukan pantai menawan, kota bersejarah, dan kuliner yang menggoda. Ayo, rencanakan liburanmu di Portugal sekarang!

Hai Millenial dan Gen Z, sudah siap Pensiun?

Masa pensiun merupakan masa krusial dalam hidup seseorang. Apakah kamu salah satu orang yang tak siap dalam menghadapi masa pensiun?

Schroder USD Bond Fund: Analisis Kinerja, Kelebihan, dan Kekurangan

Schroder USD Bond Fund merupakan salah satu Reksadana Obligasi yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Apa yang terjadi bila masyarakat berhenti membayar pajak

Pajak merupakan salah satu pemasukan negara. Apa yang terjadi bila masyarakat memutuskan untuk berhenti membayar pajak secara bersamaan?

BNP Paribas Pesona: Analisis Kinerja dan Pertumbuhan

BNP Paribas Pesona merupakan salah satu Reksadana Saham yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Sucorinvest Bond Fund: Analisis Kinerja, Kelebihan, dan Kekurangan

Sucorinvest Bond Fund merupakan salah satu Reksadana Obligasi yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Reksa Dana Principal Islamic Equity Growth Syariah: Analisis Kinerja dan Prospek

Principal Islamic Equity Growth Syariah merupakan salah satu Reksadana Saham yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Share This