Pak Djoni baru saja mengikuti seminar tentang hipertensi dan penyakit kronisnya di salah satu Rumah Sakit setempat. Ia kaget ketika mengetahui pengobatan penyakit kritis yang membutuhkan biaya hingga ratusan juta dan perawatannya terus berulang. Ia pun memutuskan untuk membeli Asuransi Kesehatan dan memulai perlindungan sejak dini untuk meminimalisir risiko finansial yang mungkin terjadi ketika ia terpaksa menjani perawatan di Rumah Sakit.

Ibu Susanti merupakan seorang pegawai swasta yang bekerja untuk memenuhi nafkah dan kebutuhan keluarganya. Ia kaget ketika mengetahui rekan kerjanya, Melisa, yang terpaksa menombok Asuransi Kesehatan dari kantor ketika membawa putranya ke Rumah Sakit. 

Setelah dikonfirmasi, ternyata masalahnya ada pada limit manfaat Asuransi Kantor yang terlalu kecil sehingga Melisa terpaksa menguras tabungannya untuk menutupi kekurangan tagihan tersebut. Ibu Susanti pun memutuskan untuk mencari opsi Asuransi Kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dirinya.

Julia merupakan pegawai swasta yang bekerja sebagai UI/UX di salah satu perusahaan Startup di Jakarta. Ia selalu ingat pada hari itu dimana seluruh rekan kerjanya dikumpulkan dalam 1 ruangan dan diumumkan bahwa kantor akan mengadakan efisiensi. Julia merupakan salah satu pegawai yang terdampak efisiensi dan harus berhenti bekerja di perusahaan tersebut.

Sempat down, depresi, tidur larut malam membuat Julia rentan sakit. Ia terdiagnosa gejala demam berdarah dan terpaksa menjalani perawatan di Rumah Sakit. Ia terpaksa menguras tabungan miliknya untuk membayar tagihan Rumah Sakit karena ia tidak lagi dijamin oleh Asuransi Kesehatan kantor.

Sejak saat itu Julia belajar betapa pentingnya memiliki Asuransi Kesehatan dan memutuskan untuk memiliki Asuransi Kesehatan pribadi.