Ada perbedaan unik antara sembako dan rumah. Keduanya merupakan kebutuhan primer. Namun, yang membedakan keduanya adalah sembako memiliki badan atau organisasi yang mengontrol harga jual atau biasa disebut sebagai harga eceran tertinggi sementara rumah tidak ada yang mengontrol harga eceran tertinggi.
Hal ini mungkin menyebabkan masyarakat untuk membeli rumah sesegera mungkin dan diperparah dengan ucapan agen properti dengan iming-iming dan janji surga seperti:
“waah harga rumah naik terus loh bu”
“beli rumah ga ada ruginya, bisa diwarisin, dijual, dihuni sendiri, bahkan disewain”
“nanti rumahnya bisa dijadikan agunan ketika kita butuh kredit”
dan banyak lagi janji segar angin manis lainnya.
Ada peristiwa yang sedang ramai dibahas di media sosial seperti yang diceritakan pada video berikut ini:
kasian nasib orang kecil. Beli perumahan embel-embel agama, tergiur harga murah, eh kena typu, malah gak bisa refund 🙁
Tutorial agar terhindar dari penipuan berkedok perumahan
Pastikan pengembang dapat dipercaya
Cara paling bodoh untuk mengetahui apakah pengembang dapat dipercaya ialah dengan melihat berapa banyak bank yang ingin bekerjasama dengan pengembang tersebut dalam hal pembiayaan dan KPR.
Bank merupakan bisnis yang menghasilkan uang menggunakan uang. Beberapa waktu yang lalu saya pernah merilis artikel tentang bagaimana cara Bank menghasilkan uang dan ini berpengaruh pada bagaimana kita menilai apakah pengembang layak dipercaya atau tidak.
Bila hanya sedikit Bank yang ingin bekerja sama dengan pengembang tersebut, maka kita perlu berhati-hati. Sebab Bank yang orientasinya keuntungan saja tidak mau berbisnis dengan mereka, apalagi kita masyarakat awam yang modalnya terbatas.
Pastikan tidak menggunakan embel-embel agama
Yang namanya jualan pasti memiliki pasarnya masing-masing. Ada yang memiliki pasar golongan menengah ke atas, ada yang marketnya gampang ditipu dengan dalil dan istilah2 agama dan kitab masing2. Semuanya tergantung kita ingin menempatkan diri di mana.
“cuma kebayang aja nih misalnya percaya sama pengembang hanya karena ia menggunakan istilah-istilah agama dan teori2 agama, eh masih juga kena tipu. Apa gak bodoh tu?”
“btw, kira2 di PIK2 apakah marketingnya menggunakan istilah/dalil/teori/kitab berdasarkan agama tertentu? Kan enggak yah”
Pengembang yang memiliki kredibilitas dan reputasi, tidak akan menjual nama, istilah, teori, maupun kitab dari agama manapun. Simply karena mereka punya nama baik dan tanggung jawab yang harus dijaga.
Jual beli rumah merupakan proses yang membutuhkan waktu panjang, mulai dari negosiasi hingga mengelola kota dan lingkungan secara bertahap dan berkepanjangan.
“lagian juga, lebih asik punya tetangga heterogen ya gak sih?
“it takes a village to raise a child”
btw, iklan dulu biar ga suntuk coy
Dimana langit dijunjung, disitu bumi dipijak
Sebelum memutuskan untuk memilih Pengembang dan membeli rumah, ada baiknya untuk mengontrak rumah di kawasan tersebut untuk mempelajari situasi dan lingkungan terkini disana. Pelajari juga apakah fasum dan fasos yang dibangun telah sesuai dengan siteplan pengembang.
Pernah ada perumahan padat penduduk yang sampai saat ini tidak memiliki instalasi air PDAM sehingga tiap warganya masih harus membuat sumur atau membeli air yang dijual dalam wujud jerigen untuk mendapatkan air.
Sekalipun pengembangnya dapat dipercaya, emangnya mau tinggal di perumahan seperti ini?
Waspada dengan rumah harga murah
“When you pay a peanut, you get a monkey”
Kira-kira itulah pepatah yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi ini. Kita yang memiliki dana terbatas dan harus minggat dari kontrakan, memutuskan (dengan terburu-buru) untuk membeli rumah.
“Biarin deh harganya murah, yang penting jauh dari nenek lampir penjaga kontrakan itu!”
Padahal ada banyak hidden cost yang menghantui kita bila kita memutuskan untuk membeli rumah dengan harga rumah, diantaranya:
- Spek bangunan
- Lokasi bangunan
- Fasum / Fasos bangunan
- Legalitas tanah dan bangunan
- dan banyak lagi hidden cost lainnya
Kesimpulan
Membeli rumah bisa jadi keputusan yang sangat menantang bagi setiap orang. Jangan sampai keputusan ini justru menjadi bumerang buat kita. Selalu kroscek, analisa, gunakan internet untuk mendapatkan informasi secara rinci dan lengkap sebelum agar kita tidak menjadi korban penipuan berkedok perumahan dan memutuskan untuk membeli rumah.
0 Comments