Beranda » Apa yang terjadi bila Amerika Serikat mencetak uang secara berlebihan?

Apa yang terjadi bila Amerika Serikat mencetak uang secara berlebihan?

Ekonomi | 0 comments



0 minutes

Daftar Isi

Penciptaan uang adalah sebuah evolusi yang kompleks dan berkelanjutan, yang dimulai dari sistem barter hingga uang digital yang kita kenal saat ini. Ini adalah adaptasi terhadap kebutuhan sosial dan ekonomi untuk mempermudah pertukaran barang dan jasa dalam masyarakat.

Awalnya, pada zaman prasejarah, manusia bertukar barang secara langsung sesuai dengan kebutuhan masing-masing, sebuah sistem yang dikenal sebagai barter.

bayangin mau beli sayur bayarnya pake anak kambing. 1 ekor anak kambing ditukar dengan berbagai sayur mayur yang berasal dari banyak penjual.

Gimana ngebagi-baginya itu si anak kambing?

Namun, sistem barter ini memiliki banyak keterbatasan, seperti kesulitan mencari pihak yang memiliki kebutuhan yang saling cocok (double coincidence of wants). Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat membutuhkan sebuah sistem yang lebih efisien dan dapat diandalkan, yang mampu menyimpan nilai dan memfasilitasi pertukaran.

biar kita gak perlu pikul anak kambing buat bertransaksi

Ini mengarah pada pengenalan uang dalam berbagai bentuk, dari uang barang, uang logam, uang kertas, hingga uang elektronik dan cryptocurrency.

Munculnya bentuk-bentuk uang baru ini mencerminkan perkembangan teknologi dan perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial masyarakat. Setiap inovasi dalam bentuk uang menghadirkan solusi terhadap keterbatasan bentuk uang yang sebelumnya ada dan menciptakan landasan untuk pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang lebih luas dan dinamis.

Evolusi uang

Disadari atau tidak, uang telah berubah wujud sejak awal mulanya ia ditemukan hingga saat ini. Berikut contoh evolusi uang sejak jaman dahulu hingga sekarang:

Barter:

Sistem barter adalah metode transaksi di mana orang-orang bertukar barang atau jasa secara langsung tanpa menggunakan uang. Setiap pihak dalam transaksi harus menginginkan apa yang ditawarkan oleh pihak lain.

Sistem ini memiliki banyak keterbatasan, seperti kesulitan mencari kecocokan kebutuhan (double coincidence of wants).

Uang Barang:

Uang barang adalah benda yang memiliki nilai intrinsik dan diterima secara luas sebagai medium pertukaran. Contohnya adalah emas, perak, garam, atau bahkan kain. Benda-benda ini digunakan sebagai uang karena memiliki nilai yang diakui dan dapat diterima oleh banyak orang untuk pertukaran barang dan jasa.

Uang Logam:

Uang logam dibuat dari logam berharga seperti emas dan perak. Uang ini memiliki nilai yang diakui dan dapat diukur berdasarkan berat dan kualitas logam. Koin-koin ini dicetak oleh pemerintah atau otoritas yang diakui, dan nilai nominalnya sesuai dengan nilai logam yang terkandung di dalamnya.

Uang Kertas dan Bank:

Uang kertas mewakili nilai tertentu dan diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral. Uang kertas lebih ringan dan mudah dibawa dibandingkan dengan uang logam.

Bank menyimpan uang logam milik masyarakat dan mengeluarkan uang kertas sebagai gantinya, yang dapat ditukar kembali dengan uang logam sesuai kebutuhan.

5. Uang Elektronik:

Uang elektronik tidak memiliki wujud fisik dan transaksi dilakukan secara digital. Ini mencakup transaksi menggunakan kartu debit, kartu kredit, dan transfer elektronik.

Ini memudahkan transaksi cepat dan global, memungkinkan orang untuk melakukan pembayaran tanpa perlu uang tunai fisik.

Cryptocurrency:

  • Cryptocurrency adalah mata uang digital yang menggunakan teknologi blockchain untuk keamanan dan transparansi. Cryptocurrency seperti Bitcoin operasional secara desentralisasi.
  • Cryptocurrency dapat digunakan untuk transaksi global dan tidak terikat oleh regulasi pemerintah atau bank sentral, memberikan tingkat kebebasan dan anonimitas lebih bagi pengguna.

Dari sekian tahap evolusi uang di atas, ada satu tahap yang menarik dan kita akan membahas tahap tersebut secara rinci setelah pesan komersial berikut ini.

brace yourself. Artikelnya bakal panjang beneran.

Gih minum duls.

Peranan Underlying Asset terhadap penerbitan uang kertas

Ketika bank sentral mencetak uang, idealnya harus ada aset yang mendasari (Underlying Asset) atau mendukung nilai dari uang tersebut. Hubungan antara pencetakan uang dan aset yang mendasarinya sangat penting untuk menjaga kestabilan dan kepercayaan terhadap mata uang.

gold and black metal tool
Photo by Jingming Pan on Unsplash

Berikut adalah beberapa cara aset yang mendasari mempengaruhi pencetakan uang:

Backing dari Aset:

Dalam sistem keuangan yang sehat, setiap unit mata uang yang dicetak idealnya didukung oleh aset bernilai ekivalen, seperti emas, cadangan devisa, atau aset keuangan lainnya. Hal ini membantu menjaga nilai mata uang dan kepercayaan publik.

Stabilitas Mata Uang:

Aset yang mendasari bertindak sebagai jaminan yang menjamin nilai mata uang. Ini membantu dalam menjaga stabilitas mata uang dan melindungi dari fluktuasi nilai yang ekstrem.

Mencegah Inflasi:

Aset yang mendasari membatasi kemampuan bank sentral untuk mencetak uang secara berlebihan. Ini membantu dalam mencegah inflasi atau penurunan nilai mata uang yang drastis.

Kepercayaan Investor dan Konsumen:

Aset yang mendasari meningkatkan kepercayaan investor dan konsumen terhadap mata uang. Ini adalah faktor penting yang mendorong investasi dan konsumsi dalam ekonomi.

Kredibilitas Internasional:

Memiliki aset yang mendasari yang cukup meningkatkan kredibilitas mata uang di tingkat internasional, memfasilitasi perdagangan dan investasi asing.

Respons terhadap Krisis Ekonomi:

Dalam situasi krisis ekonomi, memiliki aset yang mendasari yang kuat dapat membantu dalam menjaga nilai mata uang dan mempercepat pemulihan.

Apa yang terjadi bila masyarakat dan publik tidak lagi menggunakan mata uang di negara tersebut?

Jika sebuah mata uang tidak lagi digunakan oleh masyarakat, berbagai dampak dan konsekuensi ekonomi dapat terjadi dan ini merugikan banyak pihak.

Berikut adalah beberapa skenario dan implikasinya:

Depresiasi Nilai Mata Uang:

Jika permintaan terhadap mata uang tersebut turun drastis karena tidak digunakan lagi oleh masyarakat, nilai mata uang akan mengalami depresiasi. Artinya, nilai tukar mata uang tersebut terhadap mata uang lain akan menurun.

masih ingat dengan artikel berikut ini?

Kehilangan Fungsi:

Mata uang yang tidak lagi digunakan akan kehilangan fungsi utamanya sebagai alat tukar, unit pengukur, dan penimbun nilai. Ini bisa menyebabkan masalah dalam transaksi ekonomi dan pertukaran barang dan jasa.

Penggantian Mata Uang

Masyarakat mungkin akan beralih menggunakan mata uang lain, baik mata uang dari negara lain atau mata uang digital seperti cryptocurrency. Penggantian ini bisa bersifat resmi (diterima oleh pemerintah) atau tidak resmi.

Masalah dalam Sistem Perbankan dan Keuangan:

Bank dan institusi keuangan yang menyimpan dan mengelola mata uang tersebut mungkin akan menghadapi masalah likuiditas dan solvabilitas, yang bisa mempengaruhi kestabilan sistem keuangan.

Dampak terhadap Ekonomi Makro

Kehilangan kepercayaan terhadap mata uang dapat menyebabkan inflasi, pengangguran, dan ketidakstabilan ekonomi makro lainnya. Ini akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan kemampuan pemerintah untuk membiayai kegiatan dan layanan publik.

Perubahan dalam Kebijakan Moneter dan Fiskal:

Pemerintah dan otoritas moneter mungkin harus merancang dan menerapkan kebijakan baru untuk mengatasi krisis dan stabilisasi ekonomi, yang mungkin mencakup pengenalan mata uang baru atau rencana stabilisasi ekonomi lainnya.

Kehilangan Kredibilitas Internasional:

Mata uang yang tidak lagi digunakan mungkin akan kehilangan kredibilitasnya di arena internasional, mempengaruhi perdagangan, investasi, dan hubungan ekonomi eksternal lainnya dengan negara-negara partner.

Secara keseluruhan, kehilangan kepercayaan dan penggunaan sebuah mata uang akan membawa dampak yang signifikan dan menyeluruh terhadap ekonomi suatu negara, dan memerlukan respons dan adaptasi cepat dari pemerintah dan otoritas moneter untuk meminimalkan dampak negatifnya.

Apa yang terjadi pada Indonesia bila Amerika Serikat mencetak uang secara berlebihan?

Jika Amerika Serikat mencetak uang dengan cara yang tidak terkontrol atau sembrono, dapat memiliki sejumlah dampak pada ekonomi global, termasuk ekonomi Indonesia.

gold and silver round coins
Photo by Zlaťáky.cz on Unsplash

Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:

Inflasi Global:

Penambahan jumlah uang yang signifikan dalam ekonomi AS dapat menyebabkan inflasi di AS, yang kemudian dapat menyebabkan kenaikan harga komoditas dan produk global, termasuk barang dan jasa yang diimpor oleh Indonesia.

Contoh:

Harga minyak dunia, yang umumnya diperdagangkan dalam dolar, mungkin akan meningkat, mempengaruhi harga bahan bakar dan energi di Indonesia.

Fluktuasi Nilai Tukar:

Mencetak uang dalam jumlah besar dapat melemahkan nilai dolar AS terhadap mata uang lain, termasuk Rupiah. Hal ini bisa berdampak pada nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan mata uang lainnya.

Contoh:

Jika dolar melemah, nilai tukar Rupiah terhadap dolar mungkin menguat, tetapi ini juga dapat mempengaruhi daya saing ekspor Indonesia.

Dampak pada Ekspor dan Impor:

Indonesia, sebagai negara yang memiliki hubungan dagang yang signifikan dengan AS, mungkin akan merasakan dampak pada ekspor dan impor. Kelemahan dolar mungkin dapat memengaruhi permintaan AS untuk produk Indonesia dan harga impor dari AS.

Contoh:

Ekspor produk tekstil dan otomotif Indonesia ke AS mungkin berkurang jika daya beli konsumen AS menurun karena inflasi.

Ketidakstabilan Pasar Keuangan:

Ketidakstabilan yang disebabkan oleh pencetakan uang dapat menyebabkan ketidakpastian di pasar keuangan global, mempengaruhi investasi asing, pasar saham, dan kondisi kredit di Indonesia.

Contoh:

Investor mungkin menarik investasi dari pasar saham Indonesia, menyebabkan IHSG turun.

Perubahan dalam Investasi Asing:

Ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter di AS mungkin akan mempengaruhi arah dan volume investasi asing, termasuk investasi yang masuk ke Indonesia.

Contoh:

Investasi asing dalam infrastruktur atau manufaktur mungkin berkurang karena ketidakpastian global.

Dampak pada Bunga dan Likuiditas:

Perubahan dalam kebijakan moneter AS dan tingkat inflasi mungkin akan mempengaruhi tingkat suku bunga dan likuiditas global, yang juga dapat memengaruhi kondisi kredit dan bunga di Indonesia.

Contoh:

Bank Indonesia mungkin harus menyesuaikan suku bunga acuan untuk mengontrol inflasi dan stabilitas Rupiah.

Dampak pada Sektor Riil dan Pekerjaan:

Ketidakstabilan ekonomi dan kebijakan moneter yang tidak pasti di AS dapat berdampak pada sektor riil di Indonesia, termasuk produksi, konsumsi, dan tingkat pekerjaan.

Contoh:

Industri pariwisata mungkin mengalami penurunan kunjungan dari turis AS akibat melemahnya dolar.

Dampak pada Komoditas dan Energi:

Indonesia, sebagai eksportir komoditas dan energi, mungkin akan terpengaruh oleh perubahan harga global yang diakibatkan oleh fluktuasi dalam nilai dolar dan kondisi ekonomi AS.

Contoh:

Harga batubara atau kelapa sawit mungkin berfluktuasi seiring dengan perubahan nilai tukar dan permintaan global.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, tindakan sembrono dalam kebijakan moneter oleh Amerika Serikat dapat menyebabkan ketidakstabilan dan ketidakpastian dalam ekonomi global, termasuk ekonomi Indonesia, dan memerlukan respons kebijakan yang cepat dan adaptif dari pemerintah dan otoritas moneter Indonesia.

in short, sekalipun kita bekerja dengan baik dan loyal terhadap perusahaan, bisa saja kita tetap miskin dikarenakan faktor yang tidak bisa kita kendalikan dan berasal dari luar.

Semoga bermanfaat!

Dapatkan PDF Gratis

* indicates required

Intuit Mailchimp

Ditulis oleh <a href="https://asuransimurni.com/author/nencor/" target="_self">Chernenko Panjaitan</a>

Ditulis oleh Chernenko Panjaitan

Tech, Data, and Personal Finance enthusiast. Believe in Financial Freedom. A minimalist.




0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Analisis Kinerja BNP Paribas Omega Tahun Ini

BNP Paribas Omega merupakan salah satu Reksadana Obligasi yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

10 hal yang perlu disiapkan ketika pensiun di desa

Berikut beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum pensiun di desa dan beradaptasi dalam hidup yang baru setiap harinya

BNI-AM Dana Saham Inspiring Equity Fund: Investasi Saham yang Menjanjikan

BNI-AM Dana Saham Inspiring Equity Fund merupakan salah satu Reksadana Saham yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

BNP Paribas SRI KEHATI: Investasi Sehat untuk Lingkungan

BNP Paribas SRI KEHATI merupakan salah satu Reksadana Saham yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Ngereview reksadana BNI-AM Dana Pendapatan Tetap Makara Investasi

BNI-AM Dana Pendapatan Tetap Makara Investasi merupakan salah satu Reksadana Obligasi yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Eastspring Investments Yield Discovery Kelas A: Analisis Kinerja dan Potensi Investasi

Eastspring Investments Yield Discovery Kelas A merupakan salah satu Reksadana Obligasi yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Reksadana Obligasi Bahana: Solusi Investasi Pendapatan Tetap Makara Prima

Reksadana Obligasi Bahana Pendapatan Tetap Makara Prima kelas G merupakan salah satu Reksadana Obligasi yang dapat dibeli secara daring.

Kerugian membeli rumah subsidi

Sebelum memutuskan untuk membeli rumah subsidi, pelajari mengapa membeli rumah subsidi merupakan keputusan keuangan yang buruk

Mandiri Investa Dana Syariah: Analisis dan Kinerjanya

Mandiri Investa Dana Syariah merupakan salah satu Reksadana Obligasi yang dapat dibeli melalui aplikasi Bibit secara mudah.

Share This