Saya pernah mendapat celetukan lucu terkait ide saya tentang pensiun:
“yailah. Lu umur belum kepala 3 aja udah mikirin pensiun. Tua bener idup lu”
Sayangnya, pembicaraan tentang pensiun tidaklah menarik bagi orang-orang muda under 30 sebaya saya pada waktu itu, sehingga yang saya lakukan adalah membaca buku tentang Personal Finance hingga menonton Youtube sebagai proses pembelajaran dalam memahami saat pensiun. Dalam proses pembelajaran tersebut, tak jarang menemukan topik tentang “Ternak Lele” hingga menjadi “Juragan Properti” yang mendulang rupiah hanya dengan ongkang-ongkang kaki.
terlihat mudah, isn’t?
Saya ingat jaman kuliah dimana saya pergi mengantar seorang teman pulang ke daerah Cileduk. Sesampai di rumah, disambut oleh senyum hangat seorang ayah yang menantikan kepulangan anaknya. Singkat cerita, kami berbincang dan bapak itu bercerita bagaimana ia pensiun dini dan menghabiskan sisa hidupnya bersama keluarga tercinta.
Kemudian saya melihat realita di lapangan, menemukan banyak orang yang tetap harus bekerja membanding tulang di usia senja.
So, what went wrong?
Pensiun: sebuah dilema yang luar biasa
Pensiun merupakan sebuah masa yang tidak pasti. Kalau kita membandingkan dengan Venezuela atau Yunani, apa kabar mereka yang tengah menyiapkan masa pensiun tatkala negaranya bangkrut dan terjadi hiperinflasi menjelang mereka pensiun.
Maka, celetukan diatas menjadi valid bahwa terlalu dini bila kita memikirkan masa pensiun di usia 20an. Bisa jadi nanti negara bangkrut, hiperinflasi, meninggal duluan, dan banyak lagi faktor eksternal yang tak terkendalikan lainnya.
Why cares?
Berkaca pada cerita diatas dimana seorang ayah bisa pensiun dini, pensiun dini dapat terwujud oleh berbagai faktor, seperti:
- Warisan
- Memiliki capital yang cukup untuk memulai bekerja sebagai self employee
- Mempekerjakan uang sehingga menghasilkan imbal balik setiap bulan
Bila kita memutuskan untuk pensiun dini, maka waktu kita untuk menabung / menyiapkan Dana Pensiun menjadi lebih terbatas dan masa pensiun menjadi lebih lama.
Bila kita memutuskan untuk pensiun nanti, maka waktu kita untuk menabung menjadi lebih panjang, namun ada ancaman atau risiko diatas yang mungkin datang.
Pensiun: emang mau ngapain sih?
Sebuah pertanyaan menarik yang mampu mengguncangkan keyakian seseorang tentang pensiun yang damai dan sejahtera.
Bila kita melihat generasi sebelumnya tentang bagaimana mereka menghabiskan masa pensiun mereka, mostly mereka menikmati hasil imbal balik dari properti yang mereka hoard ketika produktif silam. Kita akan menemukan banyak sekali rumah dikontrakkan / disewakan. Akibatnya, generasi selanjutnya terpaksa membayar mahal untuk sebuah kebutuhan primer.
Bila harga kebutuhan pokok seperti beras, cabai, daging ada yang mengontrol, mengapa gak ada yang mengontrol harga properti?
In short, generasi sebelumnya menikmati imbal balik dari kerja keras generasi selanjutnya yang belum tentu mampu memiliki rumah sendiri sehingga terancam mengontrak/menyewa selama-lamanya.
Sekarang, apakah kita ingin melakukan hal yang sama dengan generasi sebelumnya walaupun harga properti pada generasi selanjutnya berbeda dengan harga properti pada generasi sebelumnya?
Pensiun memang tidak serta merta hanya soal harga properti, tapi dengan memiliki properti, paling tidak kita tidak perlu menyiapkan pengeluaran tambahan untuk melindungi diri kita dari dinginnya malam dan kuyupnya hujan serta panasnya matahari. Ini berarti pengeluaran yang lebih efisien sehingga kita bisa menabung lebih banyak, membangun capital yang memberikan opsi di masa depan.
Pensiun sesungguhnya adalah jangan pensiun
Atau jangan-jangan, sebenernya bukan pensiun yang kita inginkan. Mungkin kita ingin produktif sesuai pace, ritme, dan tenggat waktu kita sendiri. Kita ingin bekerja sesuka kita, dimanapun, kapanpun, melakukan apapun yang kita sukai, tanpa deadline sekalipun dengan mengabaikan waktu commuting dan terhindar dari stress akibat perjalanan commuting dengan kecepatan kurang dari 20 KmH akibat kemacetan yang terjadi dimana-mana, sekaligus menghasilkan uang.
Kita tidak ingin lagi bergadang, lembur, pulang malam, masuk kerja di weekdend atau libur nasional demi uang yang nilainya kelak mungkin hancur di masa depan dan mengabaikan keluarga serta kegiatan yang menyenangkan hati.
Jangan-jangan kita merindukan pekerjaan pabrik dimana seluruh pekerjaan ditinggal di pabrik ketika kita sudah pulang ke rumah. Tidak ada Whatsapp di tengah malam yang menanyakan soal status pekerjaan dan update.
Jika ya, maka kamu perlu mengunjungi tautan berikut ini
Pensiun: gimana caranya?
Buat saya, pensiun bukanlah tentang uang atau berapa banyak uang yang kita miliki. Saya memiliki definisi sendiri tentang pensiun:
Menghasilkan uang dengan melakukan kegiatan atau pekerjaan yang saya sukai, kapanpun dan dimanapun saya melakukannya.
Someday, mungkin pemasukan saya sebagai agen asuransi mengalahkan UMR seluruh provinsi di Indonesia setiap bulannya. Setelah itu, lalu apa?
Apakah saya akan mati membusuk tanpa kegiatan dengan otak tumpul yang menyimpan knowledge serta pengetahuan yang sudah usang?
Believe me, teman-teman perlu menikmati pengalaman bagaimana bekerja tanpa dikejar-kejar oleh utang, cicilan, dan tagihan. Jalan pintasnya ialah dengan meniadakan utang, cicilan, atau tagihan tersebut walau sebenernya sebagian utang / cicilan / tagihan berpengaruh pada kualitas hidup.
Berikut beberapa cara dalam menyiapkan Dana Pensiun:
Oke, sekarang kita masuk ke steps yang harus dilakuin buat nyiapin dana pensiun.
1. Tentuin Tujuan Pensiun 🎯
First thing first, tentuin dulu tujuan pensiun kalian. Misalnya, pengen pensiun di usia berapa, pengen tinggal di mana, dan gaya hidup seperti apa yang pengen dijalanin.
2. Hitung Kebutuhan Dana Pensiun 💰
Setelah tahu tujuan pensiun, hitung kebutuhan dana yang bakal dipakai. Jangan lupa buat ngitung inflasi juga ya, guys!
3. Mulai Menabung dan Investasi 💸📈
Mulai dari sekarang, alokasikan sebagian dari penghasilan buat ditabung dan diinvestasikan. Banyak kok instrumen investasi yang bisa dipilih, seperti reksadana, saham, atau obligasi.
4. Diversifikasi Investasi 📊
Ingat ya, jangan taruh semua telur di satu keranjang. Diversifikasi investasi itu penting biar risiko bisa tersebar.
Tabel Perbandingan Instrumen Investasi
Berikut adalah tabel perbandingan beberapa instrumen investasi yang bisa dipilih:
Instrumen Investasi | Risiko | Potensi Keuntungan | Keterangan |
---|---|---|---|
Reksadana | Rendah | Sedang | Cocok buat pemula yang pengen diversifikasi |
Saham | Tinggi | Tinggi | Butuh pemahaman lebih tapi potensi cuan besar |
Obligasi | Rendah | Rendah – Sedang | Cocok buat yang cari investasi aman |
Properti | Sedang | Sedang – Tinggi | Butuh modal besar tapi bisa jadi investasi jangka panjang |
Note: “Pilih instrumen investasi sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan kalian, guys!”
5. Manfaatkan Program Pensiun dari Perusahaan 🏢
Cek deh, apakah perusahaan tempat kalian kerja punya program pensiun. Biasanya mereka punya kok, manfaatin aja program tersebut biar lebih maksimal.
Kesimpulan
Menyiapkan dana pensiun itu penting banget buat masa depan yang lebih tenang dan secure. Mulai dari sekarang dengan tentuin tujuan pensiun, hitung kebutuhan dana, dan mulai investasi. Jangan lupa buat diversifikasi investasi dan manfaatin program pensiun dari perusahaan. Dengan persiapan yang matang, masa tua bakal jadi masa yang happy dan bebas worry!
0 Comments