Sebagai orang yang aware dengan Investasi, pasti kita sangat paham dan mengerti bahwa tidak ada yang pasti dalam dunia investasi. Bahkan dalam Investasi Deposito yang konon low risk sekalipun. The most certain thing is Uncertainty. Risiko selalu ada dan mungkin menghampiri kita kapanpun dan dimanapun kita berada. Dimana ada risiko, disana ada cuan atau biasa disebut sebagai keuntungan. Bila kita ingin cuan, maka kita harus berurusan dengan risiko. Paling tidak kalimat itulah yang pernah saya baca dalam buku Rich Dad Poor Dad yang dikarang oleh Robert Kiyosaki.
Tulisan kali ini akan membahas tentang Peer to Peer Lending dan bagaimana ia dapat menjadi alternatif dalam berinvestasi disaat Pandemi dan Resesi menimpa kita semua.
Daftar isi:
Apa itu Peer to Peer Lending?
Saya tahu bahwa sebagian orang sangat anti dengan yang namanya berinvestasi di Peer to Peer Lending. Mereka memiliki alasan tersendiri dalam memutuskan untuk tidak berinvestasi di Peer to Peer Lending dan saya pun punya alasan saya tersendiri mengapa saya memutuskan untuk berinvestasi di dalamnya.
“When it comes to my money, it’s my authority”.
Sebelum memutuskan apakah kita ingin berinvestasi di layanan tersebut, terlebih dahulu kita mengetahui apa itu Peer to Peer Lending.
“Jangan pernah berinvestasi pada hal yang tidak kita mengerti”
Peer to Peer Lending merupakan layanan peminjaman uang yang menghubungkan antara Debitur (Penerima Pinjaman) dengan Kreditur (Pemberi Pinjaman) secara daring. Selanjutnya Kreditur dapat memilih Pinjaman mana yang akan didanai. Debitur juga berkewajiban untuk mengembalikan seluruh uang Kreditur. Proses ini dilakukan secara daring dan otomatis. Kreditur akan mengirimkan uang secara transfer ke rekening dan Debitur akan melakukan pembayaran dalam tenor dan nominal beserta bunga yang telah disepakati.
Peranan Peer to Peer Lending di masa Pandemi
Yep. I know it hurts.
Pandemi memukul rata kita semua tanpa terkecuali. Ada yang kehilangan pekerjaan, ada yang kehilangan tempat tinggal karena kehilangan penghasilan sehingga tak mampu membayar angsuran, ada juga yang terpaksa merelakan kepergian rumah pertama karena pemotongan penghasilan. Malah, ada yang terpaksa merelakan kehilanggan anggota keluarga dan sanak saudara karena terjangkit virus Covid19.
But, we gotta move on.
Hidup terus berlanjut. Waktu terus berputar seakan tak terjadi apa-apa. Kita harus bertahan hidup, mengandalkan sisa-sisa kemampuan dan finansial yang ada untuk menyongsong masa depan.
Peer to Peer Lending sebagai alternatif dalam berinvestasi
Di dunia ini ada banyak instrumen investasi yang dapat diandalkan dalam mengembangkan uang, alias mempekerjakan uang. Setiap instrumen investasi tersebut memiliki tingkat imbal balik keuntungan (Return of Investment) dan risiko yang berbeda pula.
Instrumen investasi yang paling mudah ialah menabung. Kita dapat menempatkan sisa-sisa uang yang kita milki kedalam tabungan dengan risiko yang minim serta imbal balik keuntungan yang sedikit. Bila kita ingin “mempekerjakan” uang dalam investasi saham, maka kita harus bijak dalam mengelola risiko yang tinggi demi mendapatkan keuntungan yang tinggi dalam jangka waktu yang relatif panjang. Kita juga dapat berinvestasi pada Properti yang konon nilainya cenderung meningkat dalam jangka waktu yang relatif panjang.
Again, ku sangat suka dengan kutipan di bawah ini:
“when it comes to my money, it’s my authority”
Kini, keputusan ada di tangan kita. Apa yang akan kita lakukan dengan sisa-sisa uang dan pesangon yang kita dapatkan dari perusahaan sebelumnya?
Me?
Saya simpennya di Peer to Peer Lending. Selain mudah dan praktis, untungnya pun “dijamin”.
Keuntungan berinvestasi di Peer to Peer Lending Indonesia
Saya tidak tahu bagaimana cara kerja dan berapa keuntungan yang mampu diberikan oleh Peer to Peer Lending di negara lain selain Indonesia. Namun saya pribadi telah merasakan pengalaman menyenangkan ketika saya menitipkan Tunjangan Hari Raya yang saya terima 100% ke salah satu layanan Peer to Peer Lending di Indonesia. Setelah menitipkan dana THR tersebut, saya tidak pernah melihat bagaimana perkembangan uang yang telah saya titipkan hingga Pandemi menjelang dan saya mulai kehabisan uang.
Pada waktu itu saya melakukan evaluasi terhadap dimana saja tabungan dan uang saya berada. Saya yang lupa pernah menitipkan uang dalam layanan Fintech terperanjat ketika melihat uang yang saya titipkan telah berkembang sebegitu hebatnya. Saya pun mencairkan seluruh uang tersebut untuk keperluan sehari-hari dan memindahkannya ke instrumen investasi lain sesuai rencana saya.
Apa yang kita pelajari disini?
Mungkin diantara kita masih ada yang bangga dengan jumlah penghasilan yang mereka terima bulan ini, dan hal itu adalah wajar. Saya pribadi lebih bangga pada jumlah penghasilan yang akan saya terima di masa depan.
Mengapa?
Karena masa depan merupakan dimensi yang sulit untuk dijangkau dan ditakar oleh manusia. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. 1 tahun atau 2 tahun lalu kita tidak akan pernah tahu bahwa akan ada 1 “badai” yang mampu meluluhlantahkan isi kantong, dompet, hingga tabungan seperti sekarang. Dengan berinvestasi, sebenarnya kita sedang menyiapkan penghasilan di masa depan, sebuah waktu yang tak terjamah dan tak teridentifikasi sebelumnya.
Cara berinvestasi melalui Peer to Peer Lending
Bukannya saya gak mau bahas, tetapi dibutuhkan lebih dari 1 artikel untuk mengupas secara teknis cara berinvestasi melalui Peer to Peer Lending. Kali ini saya akan membahas cara berinvestasi melalui Peer to Peer Lending secara sederhana.
Ada 3 komponen yang sangat dibutuhkan sebelum berinvestasi melalui Peer to Peer Lending, diantaranya:
- Alamat Surel
- Nomor Handphone
- Uang yang akan diinvestasikan
Tanpa ketiganya, kita tidak akan bisa mempekerjakan uang melalui layanan peminjaman uang secara Daring. Setelah menyiapkan ketiganya, kita hanya perlu melakukan beberapa langkah di bawah ini:
- Mendaftar dan membuat akun
- Melakukan verifikasi One Time PIN (OTP) demi keamanan akun
- Memindahkan uang dari rekening pribadi ke rekening Fintech yang diinginkan.
Selanjutnya, kita hanya perlu memilih pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan seperti:
- Tenor atau jangka waktu yang dibutuhkan
- Risiko yang dapat ditolerir
- Keuntungan yang diinginkan
Dengan menentukan 3 hal di atas, kita dapat menemukan Pinjaman yang sesuai kebutuhan dan mendanai Pinjaman yang sesuai dengan keinginan. Selanjutnya uang dalam rekening Fintech akan berkurang dan akan dikembalikan sesuai tenor dan keuntungan yang telah dipilih. Semudah itu!
Semoga tulisannya bermanfaat dan kita belajar hal baru lagi hari ini. Bila ada pertanyaan, komentar, sanggahan, boleh banget dibagikan di kolom komentar bagian paling bawah dari halaman ini dan saya akan merespon sesegera mungkin. Pembaca juga bisa mendapatkan bantuan terkait produk asuransi dengan mengunjungi tautan berikut ini.
Gratis konsultasi terkait asuransi khusus untuk pengunjung situs asuransimurni.com!
0 Comments